"Acara parade satwa `Kartini Day` yang baru diselenggarakan pertama kali ini berlangsung selama dua hari (20-21/4) 2013," kata Humas Taman Safari Indonesia (TSI) Cisarua Yulius H Suprihardo kepada Antara
di Bogor, Sabtu.
Ia menjelaskan, acara itu khusus dilaksanakan menyambut Hari Kartini, yang diperingati setiap 21 April.
Dalam kaitan itu, kata dia, sebagian besar pesertanya merupakan para perawat satwa wanita.
"Bukan hanya perawat satwa yang terlibat dalam parade ini, tetapi juga para pekerja wanita lainnya dengan berbagai profesinya masing masing," katanya.
Menurut dia, keberhasilan TSI mendapat predikat sebagai lembaga konservasi terbaik dengan nilai A oleh Kementerian Kehutanan, tentunya tidak luput dari peranan para "keeper" (perawat) satwa wanita yang selama ini berkiprah.
"Peranan `keeper` satwa wanita terhadap keberhasilan konservasi maupun pengembangbiakan satwa langka endemik Indonesia tidak kalah pentingnya dengan peranan para `keeper` pria," katanya.
Dukungan kegiatan konservasi yang dilakukan oleh "keeper" wanita tersebut, katanya, merupakan salah satu bentuk emansipasi wanita terhadap kemajuan Lembaga Konservasi "Eks-Situ" TSI.
Ia menjelaskan, dalam parade yang melibatkan sejumlah satwa ini, juga dimeriahkan oleh "marching band" dari salah satu sekolah swasta yang dikolaborasikan dengan tarian budaya khas Sunda.
Dalam barisan parade satwa pada peringatan Hari Kartini 2013, juga ditampilkan barisan pemain gajah wanita, barisan "keeper" ular wanita, barisan penunggang kuda wanita yang sehari harinya perawat kuda dan sekaligus pemain dalam pertunjukan "The Wild Wild West Cowboy Show".
Kemudian, juga dihadirkan barisan pembawa burung, perawat bayi bayi satwa, kendaraan hias, serta banyak lagi berbagai jenis satwa yang terlibat, mulai dari anjing pudel, sapi, watusi, bahkan domba sekalipun.
Menurut rencana, parade dimulai pada pukul 12.30 WIB dengan jalur sepanjang beberapa kilometer, dimulai dari area parkir A menuju area parkir "Globe of Death".
Parade satwa itu, katanya, dilaksanakan bertujuan untuk mengenang pahlawan emansipasi wanita RA Kartini.
Dengan adanya parade itu, katanya, diharapkan mampu memberikan hiburan kepada pengunjung, sekaligus mengenalkan budaya dan satwa, khususnya budaya dan satwa langka Indonesia.
Pada legiatan itu, hampir semua staf TSI menggunakan pakaian kebaya modern, di mana biasanya menggunakan pakaian seragam hijau putih, demikian Yulius H Suprihardo. (*)
Pewarta: Andi Jauhari
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2013