Peshawar, Pakistan (ANTARA News) - Serangan roket di dekat kampanye pemilihan umum Pakistan mencederai sedikitnya delapan orang, Jumat, di sebuah daerah suku di perbatasan dengan Afghanistan, kata sejumlah pejabat.
Serangan itu terjadi di Wana, kota utama di Waziristan Selatan, dimana Taliban dan kelompok-kelompok militan lain memiliki pangkalan, lapor AFP.
"Sedikitnya delapan orang cedera ketika tiga roket yang ditembakkan oleh orang-orang tak dikenal meledak di dekat tempat kampanye pemilihan umum," kata seorang pejabat keamanan senior di daerah itu kepada AFP melalui telefon.
Satu roket jatuh di pasar Wana, yang kedua meledak di luar rumah calon independen setempat Malik Naseerullah Khan dan yang ketiga di dekat tempat kampanye yang dihadiri ratusan orang, kata pejabat itu.
Seorang pejabat keamanan lain mengkonfirmasi serangan tersebut.
Belum ada pihak yang mengklaim bertanggung jawab atas serangan itu, namun orang suku setempat mengatakan bahwa Taliban melarang pawai-pawai politik di atau sekitar pasar Wana dan Khan didenda karena mengadakan kampanye di daerah itu dua hari lalu.
Ada kekhawatiran bahwa kekerasan militan akan merusak pemilihan umum nasional dan regional pada 11 Mei, yang akan menandai peralihan demokratis pertama di negara berkekuatan nuklir itu, yang selama beberapa periode berada di bawah kekuasaan militer.
Tehreek-e-Taliban Pakistan mendalangi dua serangan pada Minggu dan pembunuhan Kamis terhadap calon dari partai sekuler Gerakan Muttahida Qaumi (MQM), mitra koalisi dalam pemerintah yang sebelumnya diancam oleh kelompok Taliban Pakistan.
Pakistan dilanda serangan-serangan bom bunuh diri dan penembakan yang menewaskan lebih dari 5.200 orang sejak pasukan pemerintah menyerbu sebuah masjid yang menjadi tempat persembunyian militan di Islamabad pada Juli 2007.
Kekerasan sektarian meningkat sejak gerilyawan Sunni memperdalam hubungan dengan militan Al Qaida dan Taliban setelah Pakistan bergabung dalam operasi pimpinan AS untuk menumpas militansi setelah serangan-serangan 11 September 2001 di AS.
Pakistan juga mendapat tekanan internasional yang meningkat agar menumpas kelompok militan di wilayah baratlaut dan zona suku di tengah meningkatnya serangan-serangan lintas-batas gerilyawan terhadap pasukan internasional di Afghanistan.
Para pejabat AS mengobarkan perang dengan pesawat tak berawak terhadap para komandan Taliban dan Al Qaida di kawasan suku baratlaut, dimana militan bersembunyi di daerah pegunungan yang berada di luar kendali langsung pemerintah Pakistan.
Pasukan Amerika menyatakan, daerah perbatasan itu digunakan kelompok militan sebagai tempat untuk melakukan pelatihan, penyusunan kembali kekuatan dan peluncuran serangan terhadap pasukan koalisi di Afghanistan.
Islamabad mendesak AS mengakhiri serangan-serangan pesawat tak berawak, sementara Washington menuntut Pakistan mengambil tindakan menentukan untuk menumpas jaringan teror.
Sentimen anti-AS tinggi di Pakistan, dan perang terhadap militansi yang dilakukan AS tidak populer di Pakistan karena persepsi bahwa banyak warga sipil tewas akibat serangan pesawat tak berawak yang ditujukan pada militan di sepanjang perbatasan dengan Afghanistan dan penduduk merasa bahwa itu merupakan pelanggaran atas kedaulatan Pakistan.
Pesawat-pesawat tak berawak AS melancarkan puluhan serangan di kawasan suku Pakistan sejak pasukan komando AS membunuh pemimpin Al Qaida Osama bin Laden dalam operasi rahasia di kota Abbottabad, Pakistan, pada 2 Mei 2011. (M014)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2013