Jakarta (ANTARA News) - Sejumlah wisatawan mancanegara tidak menghiraukan peringatan perjalanan (travel warning) yang dikeluarkan oleh pemerintah mereka untuk tidak berpergian ke Indonesia karena alasan keamanan. "Saya sudah tinggal selama 10 tahun di Indonesia. Selama ini aman-aman saja," kata Jason Daniel, warganegara Amerika Serikat, di Jakarta, Kamis. Daniel, yang kini bekerja sebagai presenter salah satu reality show di TV7 mengatakan travel warning itu lebih banyak bernuansa politis. Travel warning itu adalah urusan pemerintah dan jangan sampai mengganggu aktivitas warganegaranya, katanya. Ia menyarankan agar warganegara AS tidak takut berpergian ke Indonesia meski pemerintah mereka telah mengeluarkan travel warning bagi warganegaranya. Ia menyayangkan sikap pemerintah AS yang terlalu protektif terhadap warga negaranya. Hal itu, menurutnya, justru bisa menimbulkan kebencian dari pihak yang selama ini memusuhi pemerintahan negeri Paman Sam itu. Pada 18 November 2005, Pemerintah AS mengeluarkan travel warning bagi warganegaranya yang akan berkunjung ke Indonesia. Peringatan itu terkait dengan situasi di Indonesia yang semakin memburuk akibat aksi terorisme, konflik etnis dan sektarian, isu virus flu burung, dan bencana alam. Sementara itu, pada hari Kamis (29/6) Pemerintah Australia melalui Kementerian Perdagangan dan Luar Negeri juga mengeluarkan `travel warning` bagi warganegaranya yang hendak berpergian ke Indonesia. Pemerintah Australia menghimbau warga negaranya untuk mempertimbangkan rencana berlibur ke seluruh wilayah Indonesia. Hal itu terkait dengan memburuknya situasi kemanan akibat aktivitas teroris. Bahkan, khusus untuk Aceh, Maluku, dan Sulawesi Tengah, Pemerintah Australia mengeluarkan peringatan "do not travel" (jangan berpergiran) ke daerah itu. Namun, beberapa warganegara Australia saat ditemui di Jalan Jaksa, Jakarta Pusat, mengatakan mereka tidak menghiraukan peringatan itu. "Pemerintah (Australia) jangan memperburuk keadaan. Perlindungan yang diberikan jangan berupa larangan, tetapi pengamanan di lokasi berlibur," kata Jane (19), seorang wisatawan asal Australia.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006