Ankara (ANTARA) - Bergabungnya Uni Emirat Arab (UEA) ke dalam kelompok negara-negara berkembang BRICS tidak akan merusak hubungan negara Teluk itu dengan negara-negara Barat, kata Menteri Perekonomian UEA Abdulla Bin Touq Al-Marri, Senin.
Al-Marri mengatakan kepada Bloomberg bahwa Abu Dhabi memandang keanggotaannya dalam organisasi tersebut sebagai peluang untuk mengembangkan perdagangan.
Dia menambahkan bahwa UEA berencana untuk mengalokasikan lebih banyak modal ke Bank Pembangunan Baru (NDB), yang didirikan oleh BRICS dua tahun lalu.
NDB adalah bank pembangunan multilateral yang diproyeksikan oleh negara-negara BRICS sebagai alternatif bagi Bank Dunia dan Dana Moneter Internasional (IMF).
Bank yang berbasis di Shanghai itu memiliki modal dasar awal sebesar 100 miliar dolar AS (Rp1.528 triliun), menurut catatan di situs webnya. Sejak didirikan, NDB telah menyetujui proyek-proyek dengan nilai kumulatif hampir 32 miliar dolar AS (Rp489 triliun).
Al-Marri menyatakan bahwa keanggotaan BRICS tidak akan mewakili pusat kekuatan baru untuk melawan Amerika Serikat. Dia juga menekankan bahwa blok tersebut akan menambah dukungan terhadap pluralisme yang diberikan UEA kepada dunia.
BRICS dibentuk pada 2006, yang beranggotakan China, Brazil, Rusia, India, dan Afrika Selatan.
Pada KTT ke-15 BRICS pekan lalu di Johannesburg, BRICS mengumumkan enam negara yang telah diterima menjadi anggota baru blok tersebut, yakni Argentina, Mesir, Iran, Ethiopia, Arab Saudi, dan UEA.
Sumber: Anadolu
Baca juga: Kerja sama BRICS tumbuhkan peluang bisnis
Baca juga: Pakar: Masuknya Ethiopia ke BRICS dapat genjot pertumbuhan ekonomi
Baca juga: Perluasan anggota bisa hambat aspirasi geopolitik BRICS
Penerjemah: Shofi Ayudiana
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2023