Yang kita perkuat adalah infrastruktur pendampingan karena menjadi pengusaha sukses tidak bisa belajar hanya sebulan...

Jakarta (ANTARA) - Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) mendukung pendampingan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) secara berkelanjutan melalui program UMKM Merdeka untuk meningkatkan kualitas produknya.

"Yang kita perkuat adalah infrastruktur pendampingan karena menjadi pengusaha sukses tidak bisa belajar hanya sebulan atau setahun atau dua tahun tapi harus berkelanjutan maka ini pendampingan UMKM yang berkelanjutan," kata Ketua UMKM Industri Kecil Menengah Apindo Ronald Walla dalam Webinar Bincang UMKM di Jakarta, Senin.

Program UMKM Merdeka sebagai sebuah kolaborasi pentahelix, di mana ekosistem pertumbuhan dan ketangguhan pelaku usaha kecil dan menengah diperkuat oleh pengetahuan, sumber daya manusia, dan kebijakan publik yang baik.

Program itu akan mempersiapkan mahasiswa untuk meraih capaian pembelajaran dan praktik kewirausahaan secara lebih maksimal, juga mendorong percepatan pertumbuhan UMKM dengan berkolaborasi dengan pemerintah maupun sektor swasta yang memiliki praktik bisnis baik.

Ronald menuturkan Apindo menyiapkan baik bimbingan secara digital maupun infrastruktur offline dengan bekerja sama dengan berbagai pihak termasuk universitas, asosiasi, pemerintah, dan perusahaan sehingga diharapkan pendampingan UMKM dapat berlangsung secara berkelanjutan.

Melalui pendampingan, para UMKM dapat memperoleh wawasan, melakukan praktik baik dalam mengembangkan usaha, dan terpantau menjalankan program secara disiplin. Pendampingan bisa datang dari mentor-mentor dari universitas atau profesional perusahaan industri.

Di UMKM Merdeka, mahasiswa diberikan kesempatan secara penuh (full time) dalam waktu empat bulan atau setara dengan mendapatkan 20 Satuan Kredit Semester (SKS) untuk bekerja di UMKM langsung. Sementara perusahaan bisa mendatangkan mentor dan profesional untuk memberikan bimbingan kepada UMKM.

Melalui program itu, mahasiswa bisa belajar lebih banyak tentang kewirausahaan secara nyata, para pelaku UMKM bisa mendapatkan akses pendampingan dan pengetahuan dari universitas, sedangkan dosen dan universitas bisa lebih dekat ke UMKM sehingga hal-hal yang diajarkan di universitas bisa lebih relevan dengan dunia nyata.

Sementara itu, Direktur Kawasan Industri Karawang International Industrial City (KIIC) sekaligus Wakil Ketua Umum Apindo Sanny Iskandar mengatakan pendampingan merupakan salah satu bentuk investasi di UMKM untuk meningkatkan kualitas mereka sehingga pada gilirannya mampu meningkatkan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi bangsa.

Menurut dia, UMKM merupakan embrio-embrio bisnis yang perlu mendapatkan bimbingan, dukungan dan akses ke sumber pembiayaan untuk mendukung permodalan UMKM dalam menjaga keberlangsungan usaha mereka.

"Tentunya selain pembiayaan juga pemasaran saya kira ini tidak kalah pentingnya termasuk teknologi," ujarnya.

Kontribusi UMKM terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia pada 2021 mencapai RP8.573,9 triliun atau sekitar 61,07 persen dari total PDB. Kemudian, pelaku UMKM yang saat ini berjumlah 65,4 juta juga menyerap 117 juta pekerja.

Baca juga: Menaker: Kerja sama Pemerintah-APINDO tingkatkan fungsi pembinaan
Baca juga: Apindo sebut masalah polusi udara membutuhkan solusi berkelanjutan

Pewarta: Martha Herlinawati Simanjuntak
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2023