... Diharapkan dapat menghasilkan kesepakatan negara-negara Asia Pasifik soal sikap yang akan dibawa dalam perundingan Putaran Doha di WTO, tahun depan... "
Surabaya (ANTARA News) - Indonesia berharap pertemuan antar menteri perdagangan negara-negara Asia Pasifik di Surabaya, pekan ini, dapat menjadi batu loncatan memecah kebuntuan Putaran Doha yang terus tertunda sejak 2001.
"Diharapkan menghasilkan kesepakatan negara-negara Asia Pasifik soal sikap yang akan dibawa dalam perundingan Putaran Doha di WTO, tahun depan," kata Direktur Jenderal Kerjasama Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan, Imam Pambagyo, di Surabaya, Kamis.
Surabaya akan menjadi tuan rumah penyelenggaraan pertemuan Asia Pacific Economic Cooperation (APEC) Ministers Responsible for Trade (MRT) pada 20--21 April. Pertemuan tingkat menteri itu akan dilanjutkan dengan KTT APEC pada Oktober mendatang di Bali.
Putaran Doha atau dikenal sebagai Doha Development Agenda adalah negosiasi di Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) yang buntu sejak 12 tahun lalu.
Persoalan utama di Putaran Doha, penurunan tarif barang-barang impor. Negara-negara yang setuju berpandangan, penurunan tarif akan dapat meningkatkan voume perdagangan global.
Sementara bagi anggota lain WTO --umumnya negara berkembang-- menganggap pembukaan keran ekonomi akan membuat industri dalam negeri mereka kalah bersaing dengan produk negara maju.
Indonesia sendiri mempunyai kepentingan pembebasan bea masuk produk pertanian ke negara lain.
Pambagyo mengatakan, jika Putaran Doha tetap buntu, produk pertanian dalam negeri akan sulit bersaing di tingkat internasional. "Oleh karena itu, kami berharap forum ini akan menghasilkan terobosan yang mampu memecah kebuntuan perundingan Putaran Doha di WTO," kata dia.
Pewarta: Nur L Muhammad
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013