Surabaya (ANTARA News) - Kementerian Perdagangan Indonesia yakin ketegangan politik di Asia Pasifik tidak akan mengganggu ekspor impor negara-negara di kawasan tersebut sehingga kinerja ekonomi internasional akan tetap terjaga.
"Kami yakin kinerja perdagangan internasional tidak akan terganggu oleh ketegangan kawasan, bahkan kerja sama ekonomi adalah salah satu faktor penting yang dapat meredakan poteni peperangan," kata Direktur Jenderal Kerjasama Internasional Kementerian Perdagangan Imam Pambagyo di Surabaya, Kamis.
Imam berpendapat bahwa perdagangan internasional adalah salah satu instrumen penting pembangunan yang mensejahterakan masyarakat sementara konflik antar negara justru berakibat sebaliknya.
"Kepentingan ekonomi dari masing-masing negara akan membuat mereka saling bergantung satu sama lain sehingga negara-negara tersebut akan berpikir ulang untuk memperpanjang konflik dan ketegangan," kata dia.
Sebelumnya, Wakil Menteri Pertahanan Amerika Serikat Ashton Carter juga menyatakan hal yang senada saat berkunjung ke Indonesia dalam acara Jakarta International Defence Dialogue pada bulan lalu.
"Keberhasilan ekonomi yang dicapai oleh oleh Asia Pasifik dalam satu dekade terakhir adalah buah dari perdamaian kawasan. Dengan demikian, negara-negara di wilayah ini harus bersama-sama menjaga perdamaian," kata Carter pada saat itu.
Ketegangan di kawasan Asia Pasifik baru-baru ini memuncak setelah Korea Utara, yang mempunyai kekuatan nuklir signifikan, mengancam akan membalas perlakuan Amerika Serikat yang menginisiasi diberlakukannya sanksi baru Dewan Keamanan PBB atas negara yang dipimpin oleh Kim Jong-un tersebut.
Korea Utara bahkan menyatakan tidak dapat melindungi keamanan staf diplomatik dari negara-negara lain yang berada di Pyongyang setelah 10 April.
Sementara dari sisi ekonomi, ketegangan politik kawasan memang diperkirakan tidak akan mengganggu kinerja ekonomi negara-negara Asia Pasifik.
Bank Dunia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi di wilayah tersebut akan naik sebesar 0,3 persen menjadi 7,8 persen pada 2013. Angka tersebut merupakan yang tertinggi dibanding kawasan.
Pewarta: GM Nur Lintang Muhammad
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2013