Secara teknis persiapannya sudah 90 persen,"
Jakarta (ANTARA News) - Menteri ESDM Jero Wacik mengatakan persiapan pemerintah untuk implementasi pengendalian konsumsi bahan bakar minyak bersubsidi melalui penyesuaian harga telah mencapai 90 persen.
"Secara teknis persiapannya sudah 90 persen," katanya seusai menghadiri pembukaan acara HIPMI di Jakarta, Kamis.
Jero memastikan pemerintah akan mengurangi subsidi bagi kelas menengah dengan menyesuaikan harga BBM bersubsidi sebesar Rp6.500 dan tetap memberikan subsidi ke masyarakat kurang mampu.
"Produksi BBM harganya Rp9.500 tetapi dijual ke masyarakat Rp4.500, jadi sekarang yang menengah ke bawah tetap mendapatkan subsidi Rp5.000 dan menengah ke atas termasuk yang mampu, diberikan subsidi Rp3.000," ujarnya.
Ia mengatakan pemerintah telah menyiapkan sarana infrastruktur pendukung untuk pelaksanaan kebijakan di lapangan serta memberikan kompensasi kepada masyarakat miskin.
"Semua sudah siap persiapannya, di samping persiapan SPBU, juga disiapkan kompensasinya," ujar Jero Wacik.
Jero mengatakan kebijakan ini akan berjalan seiring dengan program energi lain seperti konversi bahan bakar gas (BBG), pengendalian BBM dengan menggunakan teknologi informasi serta kampanye penghematan.
Menteri Koordinator bidang Perekonomian Hatta Rajasa menambahkan kebijakan yang akan diputuskan pemerintah, tidak akan memberikan efek inflasi yang terlalu besar, dan mampu menghambat konsumsi BBM bersubsidi.
"Kebijakan yang paling signifikan adalah (untuk) mengerem kuota. Yang tadinya bisa 53,3 juta kiloliter, bisa ditahan ke angka 48 juta kiloliter," ujarnya.
Dari kebijakan BBM ini, Hatta mengharapkan pemerintah dapat melakukan penghematan senilai Rp21 triliun, yang dapat dimanfaatkan untuk belanja sosial dan menjaga defisit anggaran.
"Penghematan itu tidak besar, Rp21 triliun, yang dapat kita gunakan untuk mengurangi defisit atau program-program seperti raskin," katanya.
Pewarta: Satyagraha
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013