"Kami berikan semacam wacana kepada petani untuk memudahkan mereka mendapatkan kredit dengan mengagunkan aset yg dia punya,"

Jakarta (ANTARA News) - Direktur Eksekutif Kebijakan Moneter Bank Indonesia Dodi Budi Waluyo mengatakan pemberian kemudahan kredit bagi petani merupakan salah satu alternatif untuk meningkatkan produksi dan mengantisipasi fluktuasi harga pangan.

"Kami berikan semacam wacana kepada petani untuk memudahkan mereka mendapatkan kredit dengan mengagunkan aset yg dia punya," kata Dodi usai menjadi pembicara dalam paparan hasil survei Komisi Sosial dan Ekonomi PBB untuk Asia Pasifik (UN ESCAP) di Jakarta, Kamis.

Dodi mengatakan, salah satu bentuk kemudahan tersebut misalnya kredit resi gudang. Resi gudang adalah kredit modal kerja dengan jaminan resi gudang, sumber pengembalian kredit dari hasil penjualan barang yang ada di gudang.

Resi Gudang sendiri adalah dokumen bukti kepemilikan atas barang yang disimpan di gudang yang diterbitkan oleh pengelola gudang. Sedangkan komoditas yang disimpan di gudang adalah gabah, beras, jagung, kopi, kakao, lada, karet, rumput laut dan rotan.

"Jadi itu (resi gudang) akan `dieksplore` sebagai bagian pemberian kemudahan bagi petani untuk mendapat kredit," ujar Dodi.

Mengenai implementasinya, Dodi mengatakan hal tersebut masih dalam pembahasan serius dengan pemerintah.

Selain kemudahan kredit, lanjtu Dodi, pemberian asuransi bagi industri pertanian juga dipandang perlu untuk dilakukan.

"Kita bisa juga melihat pentingnya asuransi bagi industri pertanian, ini masih terus dalam koordinasi kami dengan pemerintah," katanya.

Dodi menambahkan, penyaluran kredit di sektor pertanian saat ini masih kurang dari 10 persen total portfolio kredit perbankan. Perbankan dinilai masih enggan masuk ke sektor pertanian karena tingginya resiko kredit bermasalah di sektor tersebut.

"Bank cenderung memberikan kredit lebih besar pada sektor `consumer goods`," kata Dodi.

Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013