kami ingin menghilangkan kesan semrawut atau kumuh di lingkungan stasiun
Semarang (Antara) - PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daerah Operasi IV Semarang berencana membenahi Stasiun Poncol agar tak lagi terkesan kumuh, tanpa menghapus unsur "heritage" dari stasiun tersebut.

"Pembenahan Stasiun Poncol akan kami lakukan dalam dua tahap dengan anggaran sekitar Rp2,3 miliar dari internal perseroan," kata Kepala PT KAI Daops IV Semarang Totok Suryono di Semarang, Kamis.

Menurut dia, pembenahan Stasiun Poncol itu meliputi penataan kawasan parkir, zonasi kawasan komersial, zonasi ruang tunggu penumpang, zonasi bangunan kedinasan, serta perbaikan kondisi bangunan stasiun.

Ia mengaatakan Stasiun Poncol yang semula milik SCS (Semarang Cheribon Stoomtram Maatschappij) itu merupakan salah satu bangunan cagar budaya sehingga pembenahan yang dilakukan diupayakan tak mengubah kondisi aslinya.

"Tahap pertama dimulai dengan menata kawasan parkir, kemudian zonasi kawasan komersial pada sisi timur gerbang masuk area stasiun, serta zonasi kawasan kedinasan pada sebelah barat gerbang masuk," katanya.

Perusahaan-perusahaan ekspedisi yang selama ini menempati area barat stasiun dan berdekatan dengan pintu keluar, kata dia, akan dipindahkan ke sebelah timur yang akan dimasukkan sebagai zona komersial.

Lokasi loket juga akan diatur kembali, kata dia, termasuk pembangunan jalur pedestrian di sebelah barat dan timur kawasan stasiun agar akses para calon penumpang lebih nyaman dan terhindar dari hujan.

"Yang jelas, kami ingin menghilangkan kesan semrawut atau kumuh di lingkungan stasiun, terutama Stasiun Poncol. Tentunya, penataan ini bisa membuat para pengguna jasa layanan KA lebih nyaman," kata Totok.

Kepala Humas PT KAI Daops IV Semarang Surono menambahkan penataan Stasiun Poncol itu juga diharapkan mampu mendongrak jumlah penumpang yang selama ini telah mencapai sekitar 1.200-1.500 penumpang setiap hari.

"Harapan kami bisa meningkat seiring pembenahan Stasiun Poncol, setidaknya meningkat dua kali lipat. Penataan ini juga dilakukan untuk mendukung pembangunan proyek double track (jalur ganda) Jakarta-Surabaya," kata Surono.

Pewarta: Zuhdiar Laeis
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2013