Jakarta (ANTARA News) - Aksi beli selektif di Bursa Efek Indonesia pada perdagangan Kamis telah mendongkrak indeks harga saham gabungan menguat menembus level 5.000, sekaligus sebagai rekor tertinggi baru dalam sejarah.

IHSG BEI ditutup naik 13,99 poin atau 0,28 persen ke posisi 5.012,64, sedangkan indeks 45 saham unggulan (LQ45) menguat 1,65 poin (0,19 persen) ke level 849,55.

"Aksi beli selektif yang dilakukan investor berhasil mendorong IHSG BEI menembus level 5.000 sekaligus menciptakan poin tertinggi baru," kata analis Panin Sekuritas Purwoko Sartono.

Aksi beli selektif itu, menurut Purwoko, merupakan aksi antisipasi investor terhadap laporan kinerja triwulan pertama para emiten yang akan banyak dipublikasikan mulai April ini.

Kenaikan IHSG BEI hari ini terjadi justru ketika bursa regional melemah. Indeks-indeks bursa regional melemah mengikuti bursa Wall Street setelah IMF memproyeksikan bahwa industri logam akan melamban.

Kepala Riset MNC Secuirites Edwin Sebayang menambahkan capaian baru IHSG yang menembus level psikologis 5.000 poin bakal meningkatkan kepercayaan pelaku pasar terhadap pasar saham Indonesia.

"Saya perkirakan setelah menembus level psikologis itu maka berpeluang untuk berkelanjutan. Nantinya tetap akan ada fluktuasi di dalam perjalannya, tapi kami MNC Securities memperkirakan IHSG BEI bisa mencapai level 5.150 poin dalam tahun ini," ujar dia.

Sepanjang perdagangan hari ini, frekuensi yang dibukukan mencapai 139.574 kali transaksi dengan volume mencapai 5,331 miliar lembar saham senilai Rp5,368 triliun.

Dari seluruh saham yang aktif, 138 saham di antaranya harganya menguat, 134 saham melemah, dan 124 saham stagnan.

Bursa regional diantaranya indeks Hang Seng melemah 57,15 poin (0,26 persen) ke level 21.512,52, indeks Nikkei-225 turun 162,82 poin (1,22 persen) ke level 13.220,07, Straits Times menguat 0,33 poin (0,01 persen) ke posisi 3.291,79.

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2013