Kegiatan ini (Festival Lima Gunung XXII/2023, red.) sangat berarti bagi Kabupaten Magelang, terutama menjadi daya tarik wisata.
Magelang (ANTARA) - Dinas Pariwisata, Kepemudaan, dan Olahraga Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, menilai Festival Lima Gunung memiliki arti penting bagi pariwisata setempat karena ajang seni budaya tersebut mendatangkan pengunjung dari berbagai kota dan luar negeri, serta menghidupkan perekonomian masyarakat.
"Kegiatan ini (Festival Lima Gunung XXII/2023, red.) sangat berarti bagi Kabupaten Magelang, terutama menjadi daya tarik wisata untuk wilayah-wilayah yang ketempatan festival," kata Kepala Disparpora Kabupaten Magelang Mulyanto di Magelang, Jumat sore.
Ia mengatakan hal itu di sela menghadiri pembukaan Pameran Seni Rupa "Kalis ing Kahanan" pada hari pertama FLG XXII/2023, Jumat sore, di Dusun Sudimoro, Desa Baleagung, Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang.
Baca juga: Disdikbud Magelang ingatkan pemuda lestarikan kekayaan budaya
Pameran seni rupa oleh sekitar 63 perupa setempat dan beberapa lainnya dari luar Magelang itu, menghadirkan 70-an karya lukisan dan topeng di arena FLG XXII, selama 25-27 Agustus 2023.
Festival tahunan tersebut diselenggarakan secara mandiri oleh para seniman petani yang tergabung dalam Komunitas Lima Gunung (Merapi, Merbabu, Andong, Sumbing, dan Menoreh) Kabupaten Magelang.
Ia mengemukakan bahwa penyelenggaraan festival itu menjadi bagian penting yang membesarkan nama Kabupaten Magelang, termasuk terkait dengan kemajuan dan pengembangan kepariwisataan di daerah itu.
"Ini suatu kemandirian karena ternyata FLG dari tahun ke tahun mampu menyedot wisatawan, ada wisatawan mancanegara datang, ini menjadi pengungkit pariwisata Kabupaten Magelang pascapandemi," ujarnya.
Selain itu, kata dia, FLG juga memberdayakan masyarakat, terutama kalangan pelaku UMKM karena mereka beroleh kesempatan membuka lapak di arena festival untuk menjual berbagai produk usahanya.
Baca juga: "Donga Tirto Kencono" demi rakyat "Kalis ing Kahanan"
Festival selama tiga hari itu menyuguhkan berbagai pementasan, seperti tarian, musik, puisi, performa seni, pentas kolaborasi seni, teater, kirab budaya, dan pidato kebudayaan. Sekitar 80 grup kesenian dengan total sekitar 1.700 personel dari berbagai kelompok seni di daerah itu, luar kota, dan luar negeri menggelar pementasan di panggung raksasa yang dibuat warga bersama Komunitas Lima Gunung menggunakan berbagai bahan alami setempat.
Pada hari pertama festival, Jumat, selain berupa pembukaan pameran dan pementasan kesenian dari beberapa grup seniman dan pelajar, juga dilakukan penyerahan Lima Gunung Award 2023 kepada pimpinan Wihara Mendut Kabupaten Magelang Bante Sri Pannavaro Mahatera (69).
Perintis Komunitas Lima Gunung yang juga budayawan Magelang Sutanto Mendut (69) mendaulat seorang perempuan lansia yang warga setempat, Tri Widayati (74), untuk menyerahkan Lima Gunung Award 2023, berupa piagam dan patung batu, kepada Bante Pannavaro yang juga tokoh kharismatis tersebut.
Pada festival tahun ini, Komunitas Lima Gunung memberikan Lima Gunung Award 2023 kepada sejumlah tokoh, antara lain Bante Pannavaro, Garin Nugraha, Franki Raden, Romo Yoso Sudarmo (almarhum), Nur Anani M. Irman (Nani Topeng Losari), Wardah Hafidz, Suprapto Suryodarmo (almarhum), Jaya Suprana, Rastika (almarhum), K.H. Ahmad Mustofa Bisri, Mei Kartawinata, dan Amat Sukandar. Pada festival tahun lalu, komunitas memberikan penghargaan serupa kepada Zannuba Ariffah Chafsoh (Yenny Wahid).
Pewarta: M. Hari Atmoko
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2023