"Kami ini lagi bernego soal waktu, Pak Prabowo itu pulang dari Amerika itu tanggal 26 (Agustus), jadi tadinya kami mau langsung (deklarasi) di tanggal 27 (Agustus), tapi ini kita lagi nego. Tapi alternatifnya itu cuma dua, kalau tidak 27 (Agustus) itu tanggal 2 September," kata Fahri di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat.
Dia menyebut bahwa dalam deklarasi tersebut akan dilangsungkan bersamaan dengan rapat pengambilan keputusan yang melibatkan 1.000 orang kader dari 38 provinsi Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Gelora di dalam satu ruangan.
Meski demikian, Fahri menyebut tidak ada sosok bakal calon wakil presiden (cawapres) khusus yang kiranya akan disodorkan Partai Gelora untuk mendampingi Prabowo Subianto.
"Kita enggak nyebut nama ya, jangan mempersulit terciptanya koalisi besar, kira-kira gitu," ujarnya.
Dia menyebut menyerahkan urusan terkait kesesuaian figur bakal cawapres kepada Prabowo Subianto selaku bakal capres itu sendiri yang akan mempertimbangkannya.
Sebab, Fahri mengatakan bahwa yang partainya tekankan ialah terjadinya rekonsiliasi nasional pada Pemilu 2024 dan memastikan warisan kebijakan Pemerintahan Presiden RI Joko Widodo.
"Karena Pak Prabowo adalah anggota dari kabinet Pak Jokowi tentu dia memikirkan legacy-nya Pak Jokowi kan, tetapi terus kami dorong juga supaya platform-nya adalah rekonsiliasi nasional supaya tahun depan kita betul-betul konfliknya itu mereda," tuturnya.
Terkait rekonsiliasi, dia pun berharap agar Pemilu 2024 mendatang mampu mengkonsolidasikan bangsa Indonesia demi pertumbuhan dan pembangunan yang lebih masif.
Sebelumnya, Partai Golkar, Partai Amanat Nasional (PAN), dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) bersama Partai Gerindra telah lebih dulu berkoalisi mendeklarasikan Prabowo Subianto sebagai calon presiden pada Pemilu 2024.
Tanda tangan kerja sama politik serta deklarasi capres Prabowo Subianto dilaksanakan di Museum Naskah Proklamasi di Jakarta Pusat, Minggu (13/8).
Pewarta: Melalusa Susthira Khalida
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2023