KOMPAK menjadi bagian penting dalam pengelolaan kawasan konservasi di wilayah Nusa Tenggara Barat
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) memperkuat peran masyarakat pesisir Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat dalam mengelola kawasan konservasi melalui pendampingan intensif terhadap Kelompok Masyarakat Penggerak Konservasi (KOMPAK).
Direktur Konservasi dan Keanekaragaman Hayati Laut KKP, Muh. Firdaus Agung Kunto Kurniawan dalam keterangan resmi diterima di Jakarta pada Jumat, menyebutkan pendampingan tersebut diberikan kepada beberapa kelompok yang telah menerima bantuan konservasi di Provinsi NTB.
Kelompok tersebut yaitu Sumbawa Grow Up, Komunitas Pencinta Alam (KOPA) Mbojo, Pokmaswas Gili Matra, Kelompok Deep BlueSea, dan Kelompok Baywatch.
KKP memberikan pemahaman tentang cara-cara memanfaatkan bantuan pemerintah bidang konservasi yang baik bagi kelompok masyarakat penggerak konservasi di wilayah Sekotong, Kabupaten Lombok Barat.
Muh. Firdaus Agung Kunto Kurniawan menjelaskan bahwa KKP terus berupaya meningkatkan efektivitas pengelolaan kawasan konservasi dengan cara memperkuat peran masyarakat di kawasan konservasi.
“KOMPAK menjadi bagian penting dalam pengelolaan kawasan konservasi di wilayah Nusa Tenggara Barat karena ikut melakukan aktivitas perlindungan dan pelestarian sumberdaya di kawasan konservasi,” ujar Firdaus.
Baca juga: KKP dan masyarakat berkolaborasi jaga keanekaragaman hayati Gili Matra
Baca juga: KKP sebut rencana aksi nasional konservasi penyu butuh data ilmiah
Sebelumnya, bantuan pemerintah bidang konservasi telah disalurkan kepada KOMPAK berupa peralatan selam di Provinsi NTB meliputi Kabupaten Lombok Utara, Kabupaten Sumbawa, Kota Bima dan Kabupaten Lombok Barat.
Lebih lanjut, Firdaus menerangkan bahwa bantuan konservasi diberikan pemerintah agar peran serta masyarakat dalam mengelola kawasan konservasi semakin meningkat.
Tak hanya itu, kata Firdaus, bantuan konservasi ini juga sangat dibutuhkan kelompok untuk mendukung kegiatan konservasi di wilayahnya sehingga dapat mendorong terciptanya dampak ekonomi pada masyarakat di sekitar kawasan konservasi.
Selain dapat meningkatkan kompetensi dalam melakukan perawatan bantuan serta pemantauan terumbu karang, melalui bimbingan teknis, masyarakat diharapkan dapat menyampaikan pelaporan kasus-kasus pemutihan karang di wilayah NTB.
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi NTB, Muslim, yang hadir dalam kegiatan pendampingan itu juga menegaskan pentingnya peran pemuda sebagai penggerak kelompok masyarakat dalam membangun destinasi wisata dan memanfaatkan sumberdaya secara berkelanjutan.
Di kesempatan yang sama, Koordinator Bidang Diklat Komunitas Pecinta Alam (KOPA) Mbojo M. Yeriansyah menyambut baik inisiatif KKP memberikan bimbingan secara teknis kepada kelompok masyarakat.
"Kami bisa memperbarui lagi ilmu kesehatan terumbu karang dan pendataan cepat terumbu karang. Selain itu, kelas open water POSSI sangat bermanfaat bagi kami," ucap Yeriansyah.
Yeriansyah juga berharap KKP terus melanjutkan berbagai kegiatan yang mendukung keberlanjutan kelompok seperti pelatihan konservasi, sertifikasi open water, pemandu snorkeling dan pemandu selam.
Baca juga: KKP perkuat peran masyarakat jaga kawasan konservasi Mentawai
Baca juga: KKP menggelar diskusi kelompok terfokus program USAID konservasi laut
Pewarta: Farhan Arda Nugraha
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2023