"Dengan semakin banyaknya peritel asing, minat developer internasional dan luar negeri untuk mengembangkan pusat perbelanjaan bertaraf internasional yang bisa mengakomodir keburuhan peritel asing tersebut pun akan semakin meningkat," kata Country Head Jones Lang LaSalle Indonesia, Todd Lauchlan, di Jakarta, Rabu.
Menurut dia, sampai saat ini, sektor properti ritel masih dibayang-bayangi oleh kompetisi yang cukup ketat antarpengelola mal.
Karena itu, lanjutnya, fokus mereka sampai saat ini masih terpusat kepada usaha menambah tingkat hunian dan jumlah pengunjung ke mal, tetapi belum kepada upaya menaikkan harga sewa seperti yang terjadi di perkantoran komersial.
Ia mengemukakan, di sisi lain, peritel baik yang sudah eksis maupun belum masih terus berlomba untuk mencari lokasi terbaik untuk ekspansi toko mereka sebagai upaya meningkatkan penetrasi serta potensi pasar yang masih belum tergali secara maksimal.
Sementara itu, Kepala Riset Jones Lang LaSalle Anton Sitorus memaparkan, ekspansi peritel di Indonesia adalah seiring dengan pertumbuhan kelas menengah dan meningkatnya populasi perkotaan di Indonesia.
"Sektor ritel di Indonesia terus berkembang menjadi salah satu incaran pemain dan investor luar negri dan internasional," kata Anton Sitorus.
Menurut dia, ketertarikan perusahaan dan investor asing ke Indonesia juga didorong oleh kinerja ekonomi yang cukup solid dan stabil walaupun kondisi perekonomian global maupun regional masih lemah akibat dampak terpaan krisis di AS dan Eropa.
Saat ini, lanjutnya, sejumlah peritel asing besar telah menyatakan komitmennya untuk mengembangkan bisnis mereka di Indonesia.
Hal itu dinilai akan memberikan "multiplier effect" (efek ganda) yang positif bagi pertumbuhan ekonomi maupun sektor ritel itu sendiri termasuk pasar pusat perbelanjaan sewa di kota-kota besar seperti Jakarta.
Pewarta: Muhammad Razi Rahman
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2013