Vancouver (ANTARA) - Para pemimpin di sektor lingkungan dari 185 negara pada Kamis (24/8) dalam pertemuan Global Environment Facility ketujuh sepakat untuk meluncurkan program pendanaan baru yang inovatif untuk keanekaragaman hayati yang akan menarik pendanaan dari pemerintah, filantropi, dan sektor swasta.
Global Biodiversity Framework Fund yang baru saja diluncurkan itu dirancang untuk memobilisasi dan mempercepat investasi dalam konservasi dan keberlanjutan ekosistem dan spesies liar, yang kesehatannya terancam oleh kebakaran hutan, banjir, cuaca ekstrem, dan aktivitas manusia, termasuk perluasan wilayah kota, menurut pernyataan pers yang dirilis oleh Global Environment Facility.
Program pendanaan baru itu akan memobilisasi dan menyalurkan sumber daya baru dan tambahan dari sumber-sumber publik, swasta, dan filantropi, dengan fokus pada keberlanjutan keanekaragaman hayati dan ekosistem, menurut pernyataan tersebut.
Sebanyak 20 persen dari seluruh sumber daya yang ada akan mendukung inisiatif-inisiatif yang dipimpin oleh penduduk asli untuk melindungi dan melestarikan keanekaragaman hayati, imbuh pernyataan itu.
Program pendanaan ini juga akan memprioritaskan dukungan bagi Negara-Negara Kepulauan Kecil Berkembang dan Negara-Negara Kurang Berkembang, yang akan menerima lebih dari sepertiga sumber daya program pendanaan tersebut, papar pernyataan itu.
"Hal ini menunjukkan tekad masyarakat dunia untuk mengimplementasikan Kerangka Kerja Keanekaragaman Hayati Global Kunming-Montreal, dan menunjukkan bahwa dunia bergerak dari kesepakatan menuju aksi," ujar Pelaksana Tugas Sekretaris Eksekutif Konvensi Keanekaragaman Hayati David Cooper.
Global Environment Facility merupakan rangkaian pendanaan yang mendukung aksi negara-negara berkembang terkait berbagai tantangan yang saling berhubungan dalam hal lingkungan hidup, termasuk hilangnya keanekaragaman hayati, perubahan iklim, dan polusi.
Pertemuan Global Environment Facility, yang digelar setiap empat tahun sekali, mempertemukan 1.500 perwakilan dari seluruh dunia di Vancouver, Kanada, pada 22-26 Agustus.
Pewarta: Xinhua
Editor: Desi Purnamawati
Copyright © ANTARA 2023