Rupiah pada Rabu sore berada pada 9.714 per dolar AS, menguat hanya enam poin dibanding posisi sebelumnya (Selasa, 16/4) pada 9.720 per dolar AS.
"Masuknya dana asing dari penjualan obligasi global pemerintah senilai tiga miliar dolar AS pada 8 April lalu menjadi salah satu pendorong nilai tukar domestik menguat," kata pengamat pasar uang dari Samuel Sekuritas Lana Soelistianingsih.
Dari pasar obligasi, dana asing yang diinvestasikan ke surat utang negara dilaporkan naik dari Rp279,35 triliun menjadi Rp286,19 triliun per 12 April 2013. Itu berarti ada kenaikan Rp6,84 triliun.
Ia mengatakan, naik posisi kepemilikan asing itu juga diikuti dengan meningkatnya imbal hasil khususnya untuk tenor lima sampai tujuh tahun yang sebagian besar dimiliki oleh investor asing.
Berbeda dengan kondisi di pasar obligasi, menurut Lana, kepemilikan asing di pasar saham turun sebesar 165,6 juta dolar AS.
"Namun, dana asing yang masuk ke pasar saham Indonesia masih cukup besar mencapai 1,8 miliar dolar AS sepanjang tahun ini atau naik 55 persen jika dibandingkan periode sama pada tahun lalu," papar dia.
Direktur Departemen Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter Endy Dwi Tjahjono menambahkan upaya stabilisasi dan berlanjutnya aliran portofolio asing menahan pelemahan lebih lanjut nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.
"Tekanan pada rupiah selama triwulan pertama 2013 mampu diredam oleh meningkatnya aliran dana dan upaya stabilisasi Bank Indonesia," kata dia.
Sementara menurut kurs tengah Bank Indonesia hari ini, rupiah melemah menjadi 9.710 per dolar AS dari posisi sebelumnya 9.723 per dolar AS.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2013