Berinvestasi pada generasi muda sangat penting untuk mengidentifikasi solusi inovatif terhadap tantangan energi di kawasan ini
Jakarta (ANTARA) - Gelaran Southeast Asia Energy Forum (SAYEF) 2023 di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali, pada 24-26 Agustus 2003, membahas tiga pilar yakni Renewable Energy, Energy Efficiency and Conservation, dan Interconnectivity and Green Technologies.
Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM Dadan Kusdiana dalam keterangannya yang diterima di Jakarta, Jumat, mengatakan ketiga pilar tersebut sesuai dengan kawasan ASEAN yang memiliki potensi sumber energi baru dan terbarukan (EBT), yang sangat besar yaitu lebih dari 17.000 GW.
"Jumlah ini menjadi modal yang sangat berharga dalam upaya mendorong transisi energi untuk mencapai net zero emission (NZE) pada tahun 2060 atau lebih cepat. Untuk jangka pendek, sesuai ASEAN Plan of Action for Energy Cooperation (APAEC) target porsi EBT pada bauran energi primer mencapai 23 persen dan porsi EBT pada kapasitas pembangkit sebesar 35 persen di tahun 2025," jelasnya saat membuka acara SAYEF 2023 di Nusa Dua, Badung, Bali, Kamis (24/8/2023).
Ajang SAYEF diselenggarakan Kementerian ESDM bermitra dengan USAID Sustainable Energy for Indonesia's Advancing Resililence (SINAR).
Kementerian ESDM memegang komitmen dalam keterlibatan peran muda dengan memberikan wadah diskusi para pemuda ASEAN untuk menyampaikan perspektif dalam akselerasi pengembangan energi khususnya energi bersih di kawasan Asia Tenggara dan sekitarnya.
Baca juga: RI gandeng pemuda ASEAN kelola 17 ribu GW potensi EBT
Baca juga: RI perluas teknologi CCS untuk efisiensi menuju energi bersih
Peserta SAYEF 2023 adalah perwakilan delegasi pemuda dari negara-negara Asia Tenggara dan negara lainnya yang diharapkan dapat membagi pengalaman dan memberikan wawasan untuk berkontribusi pada ketahanan energi terbarukan.
"Berinvestasi pada generasi muda sangat penting untuk mengidentifikasi solusi inovatif terhadap tantangan energi di kawasan ini, untuk mendorong keamanan energi, keterjangkauan, aksesibilitas, dan keberlanjutan," kata Brian Dusza, Direktur Kantor Lingkungan Hidup USAID Indonesia.
"Saya menantikan kelanjutan kolaborasi AS dengan Indonesia dan negara-negara ASEAN lainnya untuk meningkatkan kepemimpinan generasi muda dan peluang dalam transisi energi ramah lingkungan," tambah Brian.
Sementara itu, delegasi muda Indonesia M Rauf mengungkapkan pentingnya penyediaan greenjobs, fasilitas mekanisme pendanaan dan distribusi pendanaan yang lebih merata, serta lebih meningkatkan kolaborasi anak muda pada sektor energi.
Hal serupa juga disampaikan delegasi Jepang, Matsuda Aikihisa, yang merekomendasikan pembaharuan teknologi dalam pencapaian NZE dan juga peningkatan keterlibatan dan pendanaan bagi startup.
Sedangkan, Mark Devon, delegasi muda dari Filipina, menyampaikan pentingnya pemberdayaan bagi generasi muda dan kelompok rentan, wanita, dan anak muda pada sektor energi terbarukan.
Serta, delegasi dari Malaysia, Jeevaneswaran Muthukumar menyoroti pentingnya konservasi mulai dari pemanfaatan air hujan, gedung hemat energi dan reboisasi.
Selain itu, ia juga melihat pentingnya kolaborasi dan dukungan kebijakan terhadap individu, komunitas, dan institusi.
Selain negara-negara tersebut, delegasi muda negara lain yakni dari China, Uni Emirat dan Arab, beberapa perwakilan kementerian/lembaga seperti BRIN dan Bappenas, PT Pertamina, PT PLN, serta organisasi internasional dan lainnya juga menyampaikan pendapatnya pada SAYEF 2023.
Gagasan yang terlahir dari kegiatan SAYEF 2023 akan disampaikan pada Minister-CEO and International Organizations (IOs) Dialogue yang akan dipimpin Menteri ESDM Arifin Tasrif pada Jumat ini.
Hal itu menjadi terobosan baru dalam rangkaian The 41st ASEAN Ministers on Energy Meeting (AMEM-41) yang memberikan kesempatan generasi muda menyampaikan gagasan kepada para menteri di ASEAN dan juga diharapkan menginspirasi anak muda lainnya untuk mulai dan terus terlibat pada isu-isu energi terkini.
Baca juga: Pertamina Internasional-BHPL teken MoU kembangkan blok di Mozambik
Rangkaian kegiatan SAYEF 2023 diselenggarakan selama tiga hari. Untuk hari pertama, Kamis (24/8/2023). diselenggarakan youth dialogue yang dihadiri undangan delegasi dan partisipan dari berbagai negara.
Berlanjut pada Jumat ini diselenggarakan talkshow dan sharing session yang berlokasi di Universitas Udayana, Bali, dengan outreach anak muda yang lebih luas.
Sedangkan, hari ketiga atau terakhir pada Sabtu (26/8/2023), akan diselenggarakan field trip bagi delegasi dan peserta ke Desa Energi Berdikari Pertamina di Desa Keliki, Bali.
Baca juga: Empat perusahaan listrik ASEAN bahas interkoneksi sistem antarnegara
Baca juga: Pertamina sebut empat kebutuhan dalam upaya percepatan transisi energi
Pewarta: Kelik Dewanto
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2023