Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah melalui Kementerian Koperasi dan UKM mulai menenderkan pengadaan 1,3 juta kompor gas pada tahun ini dengan anggaran Rp80 miliar. "Ya, tendernya telah dibuka dan diumumkan sejak Senin (26/6)," kata Menteri Negara Koperasi dan UKM Suryadharma Ali kepada pers sebelum Melantik Pejabat Eselon I di instansinya di Jakarta, Kamis. Menteri Koperasi tidak merinci berapa peserta yang berminat, tetapi dia berharap, pengadaannya melibatkan UKM di Indonesia. Ia menegaskan, nantinya kompor tersebut akan dibagikan secara gratis kepada masyarakat yang berminat beralih menggunakan kompor minyak tanah dengan kompor gas. "Pembagiannya nanti melibatkan pemda setempat, dinas dan pihak terkait lainnya, khususnya dalam hal pendataan," katanya. Program pengadaan tersebut merupakah salah satu langkah untuk pengalihan subsidi minyak tanah ke elpiji. Sebelumnya, Menegkop mempertanyakan kemampuan industri dalam negeri dalam hal pemenuhan permintaan kompor tersebut. "Faktanya kemampuan produksi kompor gas nasional hanya 4-6 ribu unit per bulan. Jadi, dengan sisa waktu enam bulan efektif berarti hanya bisa terpenuhi sekitar 24-26 ribu kompor," kata Suryadharma Ali. Menegkop pekan lalu menyatakan mengenai spesifikasi kompor, bahwa pihaknya belum bisa memastikan apakah kompor gas bermata dua atau satu. "Kita mengharapkan kompor bermata dua dengan harga murah," katanya. Para peserta tender diharuskan menyertakan penawaran yang mencakup desain, jaminan garansi serta pernyataan bahwa kompor tersebut sudah memenuhi Standar Nasional Industri (SNI). Sedangkan untuk pengadaan tabung gas, menurut Menteri, akan diserahkan kepada Deperindag atau Pertamina. Namun apakah tabung tersebut akan dibagikan juga secara gratis seperti kompor gas, Menteri juga belum bisa memastikan. Beberapa alternatif pembagiannya, bisa saja pemerintah membuat tabung dan kemudian membagikannya secara gratis, sedangkan alternatif lainnya adalah perusahaan gas yang akan meminjamkan tabung kepada konsumen. "Pemerintah akan mencari cara yang efisien, kemungkinannya adalah alternatif kedua," katanya akhir pekan lalu.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2006