Ada niat pasti ada jalan, hal itu dibuktikannya dari penghargaan Silver Award dari International Manga Award berkat komik "5 Menit Sebelum Tayang" yang digarapnya bersama Ockto Baringbing (naskah).
Padahal, pria kelahiran Tolitoli 18 Januari 1989 itu mengaku terlambat mengenal komik.
"Saya dulu tinggal di desa, jadi suka berpetualang saja. Saya juga kurang suka membaca, jadi telat mengenal komik," kata pria yang gemar bermain bola semasa kecil ini.
Minatnya pada menggambar dimulai saat melihat aksi Pak Raden yang bercerita sambil membuat ilustrasi.
"Saya kagum saat melihat Pak Raden di TV, dia bercerita sambil menggambar. Saya baru tahu, dengan menggambar kita bisa bercerita," tutur alumni SMSR Yogyakarta itu.
Meski sang kakak juga pintar menggambar komik, pengagum Naoki Urasawa dan Adachi Mitsuru saat itu tidak tahu gambar-gambar panel yang dibuat kakaknya disebut komik. Saat menginjak bangku SMP, barulah dia jatuh cinta pada komik.
"Pas SMP baru tahu komik, padahal kakak saya juga punya, tapi kan saya dulu nggak suka baca. Komik pertama yang saya baca itu Inuyasha, pinjam punya teman," kata komikus yang sudah menelurkan karya "1SR6" dan "Emperor Crown".
"Sejak itu saya mulai menggambar dan membuat komik. Saya juga punya 'kitab pusaka' berisi gambar-gambar saat SMP," lanjut salah satu pendiri Lesehan Studio.
Pria yang kini punya gaya gambar realis itu mengatakan semua hal butuh proses, termasuk mengasah kecakapan menggambar.
"Dulu gambar saya masih jelek, tapi semua memang butuh proses," tegas komikus yang tahun ini akan fokus menyelesaikan komik "5 Menit Sebelum Tayang".
Pria yang sedang menyelesaikan studi di STIE Widya Wiwaha dan merintis majalah komik Wook Wook itu mengatakan, menembus penerbitan komik sebenarnya tidaklah sulit.
"Masuk penerbit mudah saja, asal karyanya bagus."
Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2013