Kita tidak kebal terhadap bahaya yang datang seiring dengan kemajuan

Jakarta (ANTARA) - Sekretaris Jenderal Kementerian Komunikasi dan Informatika Mira Tayyiba berharap kolaborasi ASEAN dan Jepang dapat meningkatkan ketangguhan masing-masing negara dalam melawan ancaman siber dengan lebih gesit.

Hal itu dia sampaikan merujuk pada pertemuan ASEAN Telecommunication Regulators’ Council (ATRC) dengan Jepang ke-19 di Badung, Bali, pada Kamis yang dihadiri delegasi Jepang, delegasi negara ASEAN, perwakilan Sekretariat ASEAN, dan Direktur ASEAN ICT Centre (AICTC).

“Inisiatif ini bukan hanya tentang kolaborasi teknis; ini tentang membangun komunitas tangguh yang dapat merespons dengan cepat dan tegas ketika ruang digital kita terancam,” kata Mira dalam pernyataan tertulis, Kamis.

Baca juga: Transisi energi di ASEAN butuh modal 29,4 triliun dolar AS

Mira berpendapat konektivitas dan kemajuan teknologi digital akan diiringi dengan potensi bahaya ancaman siber yang makin canggih dengan beragam bentuk.

“Kita tidak kebal terhadap bahaya yang datang seiring dengan kemajuan. Ancaman siber telah menjadi momok yang terus membayangi, muncul dalam berbagai bentuk dan semakin canggih,” kata dia.

Oleh karena itu, sebagai Ketua ATRC ke-29, Mira mengajak untuk mengambil langkah proaktif untuk melindungi infrastruktur digital dan kepercayaan warga negara ASEAN dan Jepang.

“Usulan Jepang dalam memperkuat efektivitas respons insiden dan mempromosikan standar keamanan siber internasional merupakan mercusuar harapan bagi ASEAN,” ujar dia.

Menurut Mira, pertemuan ASEAN-Jepang menjadi tonggak penting untuk melanjutkan komitmen untuk membina kerja sama, kolaborasi, dan kemajuan dalam sektor telekomunikasi.

“Di dunia yang saling terhubung ini, telekomunikasi memainkan peran penting, yang berfungsi sebagai tulang punggung ekonomi dan masyarakat kita,” demikian tutur dia.

Negara-negara ASEAN dan Jepang membahas isu ancaman siber serta keselamatan dan keamanan ruang digital dalam pertemuan ATRC dengan Jepang ke-19. Di tengah situasi konektivitas tidak mengenal batas negara, keberadaan praktik terbaik regulasi, manajemen spektrum, keamanan siber, dan integrasi teknologi dinilai menjadi prasyarat untuk meningkatkan keselamatan dan keamanan ranah digital.

Baca juga: ASEAN merumuskan pembentukan lembaga keuangan UMKM pasca IB Summit

Baca juga: Kemenkominfo: ASEAN & RRT punya aspirasi sama soal potensi teknologi

Baca juga: Kemenkes: ASEAN perkuat arsitektur kesehatan kawasan melalui AFHMM

Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2023