Pada penanaman di area Laman Satong ini, selain jenis kayu keras, kami juga menanam sekitar sepuluh persen tanaman buah agar dapat menjadi sumber pakan satwa
Kayong Utara, Kalimantan Barat (ANTARA) -
Lebih dari lima ratus ribu bibit pohon telah ditanam oleh Balai Taman Nasional Gunung Palung (Tanagupa) bersama Yayasan Alam Sehat Lestari (ASRI) di kawasan Tanagupa, di Kabupaten Ketapang dan Kayong Utara, Kalimantan Barat sejak 2009.

Yayasan ASRI sebagai salah satu mitra Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) RI turut mendukung upaya pemerintah dalam melakukan rehabilitasi hutan yang rusak agar kembali hijau dan bermanfaat bagi manusia dan satwa.

"Tanagupa termasuk yang paling baik keanekaragaman hayatinya di dunia. Macam-macam ekosistem, habitat flora dan fauna terdapat di sini," kata Direktur Mobilisasi Sumber Daya Yayasan ASRI Nur Febriani saat dikonfirmasi di Kayong Utara, Kalimantan Barat, Kamis.

Baca juga: Rayakan HUT ke-78 RI, PNM Tanam 22.000 Pohon Mangrove

Febri mengatakan kawasan Tanagupa perlu dilindungi karena memiliki berbagai satwa seperti bekantan, beruang madu, burung enggang, serta merupakan rumah bagi sekitar 2.500 hingga 3.000 orangutan.

Selain itu, kata Febri, di kawasan Tanagupa ditemukan banyak jenis pohon seperti meranti, ulin, dan bengkirai yang terkenal sebagai kayu yang keras dan kuat, namun tumbuh sangat lambat sehingga perlu dilindungi dari kepunahan.

Dia menyebutkan, pihaknya turut membantu melakukan upaya rehabilitasi sejak 2009 silam di sejumlah area di Tanagupa dan hingga saat ini telah berhasil menanam kembali dengan luas sekitar 350 hektare.

"Pada penanaman di area Laman Satong ini, selain jenis kayu keras, kami juga menanam sekitar sepuluh persen tanaman buah agar dapat menjadi sumber pakan satwa," ujarnya.

Hal tersebut, tutur dia, dimaksudkan agar para satwa yang makan dari tanaman buah tersebut dapat menyebarkan biji buah-buahan yang dimakan agar dapat tumbuh menjadi pohon yang baru.

Baca juga: Forkopimda Sukabumi bersama Polri gelar aksi tanam pohon serentak

Dalam upaya reboisasi tersebut, Febri menyebutkan ASRI dan Tanagupa juga mengembangkan ecopolybag, yaitu wadah untuk persemaian bibit pohon yang dibuat dari bambu, agar dapat langsung ditanam serta mengurangi jumlah polybag plastik yang digunakan, dan membantu menambah pendapatan kelompok masyarakat binaan Tanagupa.

"Kita sudah tanam lebih dari 500 ribu bibit pohon, artinya kita pakai lebih dari 500 ribu plastik polybag. Kan itu miris ya, satu sisi kita ingin jaga bumi, perbaiki apa yang sudah rusak, tapi juga sebenarnya buang banyak sampah plastik," tutur Febri terkait alasan pengembangan ecopolybag.

Berkatnya, Febri menyebutkan upaya yang dilakukan pihaknya telah menjadi pembahasan positif di tingkat nasional dan internasional sehingga ASRI mendapatkan penghargaan Kalpataru 'Penyelamat Lingkungan' tahun 2016, UN Global Climate Action Award 2020, Ashden Award 'Natural Climate Solutions' 2022, dan juga diangkat sebagai Praktik Cerdas 2023 di Festival Forum Kawasan Timur Indonesia.

Menurutnya, kerja sama antara Yayasan ASRI selaku organisasi nirlaba, Balai Taman Nasional Gunung Palung selaku representasi pemerintah, dan masyarakat yang turut dilibatkan dalam program reboisasi merupakan bentuk kerja sama yang baik dan berdampak positif.

Dia berharap kerja sama serupa juga dapat diterapkan di tempat lainnya untuk menjaga kelestarian lingkungan hidup.

Baca juga: Polisi tanam 100 ribu pohon untuk kurangi polusi di Jakarta

Pewarta: Sean Filo Muhamad
Editor: Sambas
Copyright © ANTARA 2023