Jakarta (ANTARA) - Menteri Ketenagakerjaan, Ida Fauziyah meminta Atase Ketenagakerjaan (Atnaker), Staf Teknis Ketenagakerjaan, dan Kepala Bidang Ketenagakerjaan agar terus meningkatkan perlindungan untuk pekerja migran Indonesia (PMI).
"Saya ingin mengajak para atase, staf, dan Kabid agar jangan pernah lelah memberikan pelindungan kepada PMI. Kita akan terus melakukan perbaikan-perbaikan yang terbaik untuk PMI," ujar Menaker dalam keterangannya di Jakarta, Kamis.
Saat membuka Rakor Atase, Staf Teknis, dan Kepala Bidang Ketenagakerjaan di Jeddah, Arab Saudi, Menaker mengatakan PMI memiliki kontribusi yang besar kepada negara melalui devisa. Untuk itu sudah seharusnya bagi pemerintah memberikan perlindungan yang terbaik untuk PMI.
Ia menambahkan dengan setiap tahunnya melakukan penempatan PMI, berarti telah membantu mengurangi jumlah pengangguran di Indonesia.
Pemerintah, lanjutnya, terus berupaya menekan angka pengangguran karena Indonesia mendapat limpahan bonus demografi di mana penduduknya didominasi oleh usia produktif.
Penduduk usia produktif ini, kata dia, akan produktif kalau kita menyiapkan lapangan pekerjaan, baik di dalam maupun di luar ngeri.
Baca juga: Pemerintah benahi tata kelola penempatan & perlindungan pekerja migran
"Jangan lupa untuk menyerap tenaga kerja ini tidak hanya di dalam negeri, tapi juga tersedia kesempatan kerja di luar karena pada saat bersamaan negara luar banyak yang mengalami aging population. Ini kesempatan emas, kesempatan untuk mendapatkan pekerjaan tidak hanya kita dorong dari dalam negeri, tapi juga dari negara lain," tuturnya.
Ia menambahkan bahwa banyak negara luar, seperti Jepang, Korea Selatan, Australia, dan Arab Saudi yang menginginkan tenaga kerja Indonesia. Hal tersebut menjadi peluang yang baik untuk lebih banyak lagi melakukan penempatan.
"Cara kita yang paling efektif untuk menekan pengangguran adalah dengan menjemput peluang emas ini. Di sinilah saya minta teman-teman semua jemputlah peluang emas itu. Peluang emas ini tentu teman-teman yang menjemput, tapi juga disiapkan di dalam negerinya. Ini namanya kolaborasi," ucapnya.
Peluang emas ini, kata dia, harus disiapkan agar peluangnya benar-benar menjadi emas, dengan cara menyiapkan mereka sesuai dengan kompetensi yang dibutuhkan negara penempatan.
"Kemudian memastikan agar proses penempatan dilakukan dengan baik, mempermudah bagaimana job order bisa didapatkan. Ini kerja di dalam dan luar negeri," ujarnya.
Baca juga: Menaker: Bonus demografi kunci wujudkan Indonesia jadi negara maju
Baca juga: Menaker: Kerja sama Pemerintah-APINDO tingkatkan fungsi pembinaan
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2023