UMKM berkontribusi besar atas perekonomian Indonesia dengan sumbangsih mencapai 60,5 persen terhadap PDB.

Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Kemenkop UKM) menekankan pentingnya solusi pembiayaan alternatif untuk mendorong UMKM naik kelas pada APEC SME Working Group (SMEWG) Meeting ke-56, di Seattle, Amerika Serikat.

“Kemenkop UKM sebagai leading sector dalam pengembangan UMKM di Indonesia mendorong UMKM untuk meningkatkan literasi keuangan dan masuk ke dalam platform P2PL serta SCF untuk mendapatkan pembiayaan yang mudah dan memadai,” kata Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM (Sesmenkop UKM) Arif Rahman Hakim dalam keterangannya yang diterima di Jakarta, Kamis.

Pembiayaan untuk UMKM, katanya pula, tidak hanya melalui produk pembiayaan perbankan tetapi juga melalui Fintech (Financial Technology) dengan persyaratan yang tidak ketat sesuai perbankan.

Sesmenkop UKM Arif menambahkan sebagaimana pada sebagian besar negara lain, UMKM mendominasi sistem usaha di Indonesia bahkan menjadi tulang punggung perekonomian bangsa.

“UMKM berkontribusi besar terhadap perekonomian bangsa Indonesia dengan sumbangsih mencapai 60,5 persen terhadap PDB nasional, 99,9 persen dari unit usaha, hingga berkontribusi sebesar 15,6 persen terhadap ekspor non migas,” ujarnya.

Namun, dengan kontribusinya yang besar terhadap perekonomian, UMKM Indonesia masih menghadapi berbagai tantangan. Dari sisi pembiayaan dan investasi, Arif mengatakan rasio kredit UMKM tergolong masih rendah dan baru ditargetkan mencapai 30 persen pada tahun 2024.

“Hingga tahun 2022, rasio kredit UMKM terhadap total kredit perbankan masih stagnan di rasio 21,41 persen, dengan nilai kredit sebesar Rp1,424 triliun dari total nilai kredit perbankan sebesar Rp6,497 triliun,” kata Arif.

Adapun Kemenkop UKM memiliki program lain untuk mendukung solusi keuangan alternatif bagi UMKM, yakni S-Kopi sebuah platform digital yang menyediakan informasi terkait pembiayaan dan investasi UMKM, serta menghubungkan UMKM dengan lembaga jasa keuangan dan penyedia layanan penilaian kredit.

Dengan adanya S-Kopi, kata Arif, diharapkan platform tersebut dapat menjadi marketplace pembiayaan UMKM yang memungkinkan UMKM lebih mudah mengakses pembiayaan sesuai kebutuhan.

“Lebih dari itu S-Kopi juga didesain menjadi e-Commerce bagi UMKM untuk mempromosikan produknya dan terhubung dengan toko-toko UMKM di marketplace seperti Shopee, Tokopedia, dan lainnya,” ujarnya pula.
Baca juga: Pemerintah perkuat fintech untuk perluasan akses pembiayaan UMKM
Baca juga: Pemerintah siapkan pembiayaan terintegrasi dorong UMKM naik kelas

Pewarta: Kuntum Khaira Riswan
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2023