Los Angeles (ANTARA) - Mantan Presiden Amerika Serikat Donald Trump, yang memilih tidak mengikuti debat pendahuluan capres dari Partai Republik di Fox News pada Rabu (23/8), menarik jutaan pemirsa yang menyaksikan acara tandingan di media sosial platform X.
Acara perbincangan 46 menit dengan komentator konservatif Tucker Carlson itu menarik sebanyak 74 juta penonton, berdasarkan statistik dalam platform yang dulu disebut sebagai Twitter.
Meskipun demikian, masih belum jelas berapa banyak jumlah pengunjung situs tersebut yang menyaksikan acara yang telah direkam sebelumnya tersebut.
Perhitungan jumlah penonton di X mencakup setiap orang yang menggulir video tersebut atau hanya menyaksikannya hanya selama beberapa detik, sama halnya dengan orang yang menonton keseluruhan acara itu hingga tuntas.
Beberapa pengunjung dapat dihitung ganda apabila mereka menyaksikan video itu pada waktu yang berbeda atau di gawai yang berbeda.
Carlson memposting wawancara tersebut hanya beberapa menit sebelum debat dimulai di Fox pada Rabu malam.
"Kami akan mendapatkan peringkat yang lebih besar dengan menggunakan forum gila yang Anda gunakan ini dibandingkan dengan acara debat tersebut," kata Trump kepada Carlson.
Trump juga pernah menyebut Fox News sebagai acara peliputan yang tidak menarik.
Data mengenai berapa banyak orang yang menyaksikan debat di Fox diperkirakan akan dirilis pada Kamis.
Trump, yang kalah dalam pilpres 2020 dari Joe Biden dari Partai Demokrat, adalah kandidat terdepan untuk nominasi presiden dari Partai Republik pada 2024.
Sedangkan Carlson berusaha menarik kembali pemirsanya setelah Fox News membatalkan acaranya yang berperingkat teratas pada April menyusul gugatan pencemaran nama baik yang merugikan dalam hal klaim palsu terhadap kecurangan pemilu.
Dia telah merilis wawancara reguler di X sejak Juni.
"Saya pikir tersingkirnya Anda adalah langkah yang buruk," kata Trump kepada Carlson.
Sumber: Reuters
Baca juga: Trump akan serahkan diri ke penjara Fulton County
Baca juga: Konservatif AS terpecah soal Pilpres, berkah atau bencana bagi Biden
Penerjemah: M Razi Rahman
Editor: Arie Novarina
Copyright © ANTARA 2023