Medan (ANTARA) - Sekretaris Daerah Provinsi Sumatera Utara Arief S Trinugroho mengatakan realisasi investasi di wilayahnya mengalami pertumbuhan 15,75 persen atau Rp22,206 triliun pada semester I 2023.

"Relasi investasi Provinsi Sumut meningkatkan jika dibanding dengan periode sama tahun 2022 yang hanya mencapai Rp19,184 triliun," ujar Arief, di Medan, Rabu.

Ia menjelaskan Pemerintah Provinsi Sumut telah memberikan dukungan berupa insentif dan kemudahan kepada para investor dengan mengeluarkan peraturan daerah.

"Pemprov Sumut telah mengeluarkan peraturan daerah (Perda) Nomor 3 tahun 2023 tentang Pemberian Insentif dan Kemudahan Investasi. Begitu banyak peluang dan kerja sama yang dapat kita jalin. Di tahun 2023 ini target investasi di Sumut Rp50 triliun," kata Arief.

Sementara itu, Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Sumut Faisal Arif Nasution menambahkan, pada tahun 2022 realisasi investasi di Sumut mencapai Rp41,676 triliun. Jumlah ini melampaui dari yang ditargetkan sebesar Rp39,3 triliun.

"Jadi, Sumut siap menyambut para investor baik investasi penanaman modal dalam negeri (PMDN) dan penanaman modal asing (PMA)," kata Faisal

Faisal juga mengatakan, investasi di Sumut tumbuh pesat karena lokasinya strategis serta banyaknya potensi investasi. Seperti di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sei Mangke, Kawasan Industri Medan (KIM), Danau Toba Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN), Bus Rapid Trans (BRT) Mebidangro, dan Sport Centre, Kawasan Industri Kuala Tanjung, dan Airport City Kuala Namu.

"Di tahun 2023 ini melalui North Sumatra Invest telah menjaring/maping project dari 33 kabupaten/kota di Sumut untuk masuk menjadi prioritas dipromosikan dan sedang persiapan dokumen Investment Project Ready to Offer (IPRO) yaitu Pembangunan Pusat Pasar Brastagi di Kabupaten Karo, objek wisata di kawasan pelabuhan lama dan pengembangan kawasan wisata Pulau Poncan di Kota Sibolga, pengembangan pelabuhan perikanan dan kawasan wisata di Nias Utara, kawasan Bukit Lawang Tangkahan di Langkat, dan PT Dirga Surya untuk pembangunan MICE," jelas Faisal

Faisal menyebutkan, ada lima sektor yang diminati para investor baik PMDN dan PMA pada semester I tahun 2023. Kelima sektor itu yakni listrik, gas, dan air dengan nilai investasi Rp3,55 triliun. Kemudian industri makanan Rp3,38 triliun, industri kimia dan farmasi Rp3,05 triliun, transportasi, gudang, dan telekomunikasi Rp2,84 triliun, dan pertambangan Rp2,33 triliun.

"Ada lima daerah yang paling banyak diminati oleh investor baik PMDN dan PMA. Pertama adalah Kabupaten Simalungun Rp4,72 triliun, Kota Medan Rp3,87 triliun, Kabupaten Tapanuli Selatan Rp2,86 triliun, Kabupaten Deliserdang Rp2,38 triliun, dan Kabupaten Mandailing Natal (Madina) Rp1,7 triliun," sebutnya

Faisal mengatakan investor asing yang paling besar nilai investasinya adalah Singapura sebanyak Rp5,9 triliun. Kemudian Belanda senilai Rp3,36 triliun. Ada juga negara British Virgin Island Rp375 miliar, Malaysia Rp284 miliar, dan Swiss Rp204 miliar.

"Sebelumnya investor luar negeri dan dalam negeri sudah berkunjung ke Sumut dan sudah mengenalkan KEK Sei Mangke yang merupakan industri berbasis agro. Kemudian Kuala Tanjung yang mampu mengakomodir industri skala besar dengan Pelabuhan Kuala Tanjung berkapasitas 400 ribu TEUs kontainer dan 3,5 juta curah cair," kata Faisal

Baca juga: Investasi PMA di Sumut melonjak capai Rp5,219 triliun

Baca juga: Investor asal Singapura dominasi investasi PMA Sumut pada 2019

Pewarta: Anggi Luthfi Panggabean
Editor: Nurul Aulia Badar
Copyright © ANTARA 2023