Solo (ANTARA News) - Komoditas pangan memberikan sumbangan inflasi yang dominan di Jawa Tengah selama 2012 yang tercatat 4,24 persen, kata seorang pejabat Bank Indonesia.
Fakta itu dikatakan Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Wilayah V Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta Dewi Setyowati pada Roadshow Diseminasi Sistem Informasi Harga dan Produksi Komoditi (SiHati) di gedung pertemuan Bank Indonesia (BI) Solo, Selasa.
Ia mengatakan hal itu terlihat dari enam komoditas yang termasuk dalam sepuluh komoditas penyumbang inflasi terbesar selama 2012 di Jawa Tengah.
Dikatakannya ke sepuluh komoditas pangan tersebut adalah Beras dengan sumbangan inflasi rata-rata 0,149 persen, Minyak Goreng rata-rata sumbangan 0,098 persen, Bawang Putih rata-rata sumbangan 0,095 persen, Tempe 0,85 persen, Bawang Merah 0,084 persen dan Cabe Merah 0,081 persen.
Dewi mengatakan bahwa perlu perhatian serius mengingat Provinsi Jawa Tengah termasuk daerah penghasil bawang merah, bawang putih dan cabai merah. Karenanya diperlukan upaya untuk menjaga pasokan antar waktu yang lebih merata agar gejolak harga dapat lebih dikendalikan.
Dikatakannya komoditas bumbu-bumbuan juga lebih sering memberikan tekanan inflasi. Hal itu terlihat dari frekuensinya yang relatif lebih sering, empat sampai lima periode dalam setahun.
Ia mengatakan bahwa Indeks Harga Konsumen (IHK) kelompok bahan makanan, dan sandang telah melampaui IHK umum. Hal ini harus menjadi perhatian, mengingat potensi terhadap tekanan inflasi dan kecenderungan di atas inflasi umum.
"Sampai dengan 2012 terdapat beberapa komoditas yang memiliki IHK di atas 200 atau meningkat lebih dari dua kali lipat dibandingkan awal penerapan survei biaya hidup 2007. Indeks 2007 sama dengan 100," katanya. (J005/N002)
Pewarta: Joko Widodo
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2013