OCBC NISP- Pegadaian targetkan 40 ribu transaksi tabungan emas di 2023

Jakarta (ANTARA) - PT Bank OCBC NISP Tbk menjalin kerja sama dengan PT Pegadaian dalam rangka meluncurkan tabungan emas, dengan menargetkan dapat mencapai 40.000 transaksi selama tahun 2023.

Kepala Unit Usaha Syariah (UUS) OCBC NISP Mahendra Koesumawardhana menjelaskan tabungan emas adalah produk dan layanan berbasis syariah, yang memungkinkan nasabah melakukan kegiatan investasi emas secara digital di aplikasi mobile banking mereka.

“Harapannya di tahun pertama ini akan ada 40.000 transaksi,” ujar Mahendra di depan awak media di Jakarta, Rabu.

Hasil riset bank swasta nasional tersebut menunjukkan bahwa angka kesehatan finansial generasi muda di Indonesia masih bisa ditingkatkan, karena masih berada di angka 41,16 dari 100.

Hasil riset tersebut juga mengungkapkan bahwa saat ini hanya 33 persen generasi muda yang paham terkait produk tabungan emas digital.

“Kami percaya bahwa generasi muda memiliki potensi yang besar untuk menjadi trendsetter ‘merdeka secara finansial’, agar masyarakat Indonesia lebih mandiri untuk mengejar aspirasi kehidupan,” ujar Mahendra.

Dalam kesempatan sama, EVP Marketing and Lifestyle Business Division Head OCBC NISP Amir Widjaya menjelaskan tabungan emas digital nyaman karena nasabah tidak perlu repot menyimpan emas batangan di rumah, melainkan saldo tabungan emas 100 persen stok fisik tersimpan dengan aman di PT Pegadaian.

Namun demikian, nasabah juga dapat mencetak emas fisik dengan cara datang ke outlet Pegadaian Syariah di berbagai wilayah di Indonesia.

“Tabungan emas yang merupakan salah satu instrumen investasi halal ber-akad syariah yang dapat menjadi pilihan bagi masyarakat untuk mendiversifikasi investasinya,” ujar Amir.

Sementara itu, Senior Executive Vice President Transformation Office PT Pegadaian Sahat P Pangaribuan mengatakan emas termasuk 10 instrumen investasi yang terbesar dari sisi komoditasnya, dan merupakan instrumen investasi yang telah membuktikan ketahanannya terhadap krisis pada tahun 2008, krisis tahun 2018, bahkan pada tahun 2020 saat pandemi COVID-29.