Beijing (ANTARA) - Perdagangan China dengan Afrika melaporkan pertumbuhan yang stabil dalam tujuh bulan pertama 2023, seperti ditunjukkan data resmi pada Rabu (23/8).

Perdagangan antara China dan Afrika meningkat 7,4 persen secara tahunan (year on year/yoy) menjadi 1,14 triliun yuan (1 yuan = Rp2.109) atau sekitar 158,36 miliar dolar AS (1 dolar AS = Rp15.307) pada periode Januari-Juli 2023, menurut data dari Administrasi Umum Kepabeanan (General Administration of Customs/GAC) China.

China masih menjadi mitra dagang terbesar Afrika selama satu dekade terakhir, dengan perdagangan bilateral mencapai 1,87 triliun yuan pada 2022, naik 14,8 persen (yoy).

Dalam tujuh bulan pertama 2023, ekspor negara itu ke Afrika tumbuh 20 persen (yoy) menjadi 709,59 triliun yuan, sedangkan impor mencapai 426,65 miliar yuan, tunjuk data bea cukai.

Ekspor kapal dan mobil masing-masing melonjak 81,3 persen dan 26,1 persen dari tahun lalu, sedangkan untuk produk mekanis dan kelistrikan naik 32,5 persen, berkontribusi sebesar 50,1 persen terhadap volume perdagangan bilateral.

China menjadi tujuan ekspor terbesar Afrika, dengan minyak mentah, bijih logam dan pasir bijih, serta hasil pertanian sebagai barang ekspor utama, menurut otoritas bea cukai.

Di antara seluruh perekonomian Afrika, Afrika Selatan menjadi mitra dagang terbesar China, diikuti oleh Nigeria dan Angola dalam tujuh bulan pertama tahun ini.

Data menunjukkan bahwa perdagangan China-Afrika Selatan mencapai 226,15 miliar yuan dalam tujuh bulan pertama 2023, naik 10,5 persen (yoy) dan mencakup 19,9 persen dari perdagangan China dengan negara-negara Afrika.


Pewarta: Xinhua
Editor: Desi Purnamawati
Copyright © ANTARA 2023