Johannesburg/Afrika Selatan (ANTARA) - Presiden Rusia Vladimir Putin memanfaatkan pidatonya dalam pertemuan puncak para pemimpin BRICS (Brazil, Rusia, India, China dan Afrika Selatan) pada Rabu untuk membela keputusannya memerangi Ukraina. Dia juga memuji BRICS sebagai penyeimbang dominasi global Amerika Serikat.

Berbicara lewat tautan video kepada para pemimpin BRICS, dia mengulangi narasi Kremlin bahwa invasi ke Ukraina adalah respons terpaksa Rusia guna melawan aksi bermusuhan Ukraina dan Amerika Serikat.

"Aksi kami di Ukraina hanya didikte oleh satu hal, yakni mengakhiri perang yang dilancarkan oleh Barat dan satelit-satelitnya terhadap penduduk yang tinggal di Donbas," kata Putin, mengacu bagian timur Ukraina di mana kekuatan proksi Rusia memerangi tentara Ukraina sejak 2014.

"Saya ingin menegaskan bahwa hasrat mempertahankan hegemoni mereka di dunia, hasrat sejumlah negara dalam mempertahankan hegemoni inilah yang mengantarkan kepada terjadinya krisis parah di Ukraina," papar Putin.

Putin berbicara di depan forum negara-negara yang menahan diri untuk tidak mengutuk aksi Rusia di Ukraina.

BRICS menjadi semakin penting bagi Rusia yang berusaha menumpulkan sanksi Barat dengan meningkatkan volume perdagangan dengan Asia, Afrika, dan Amerika Latin.

Rusia berulang kali mengatakan bersedia melakukan pembicaraan guna mengakhiri perang yang sudah memakan waktu 18 bulan itu.

Tetapi, Rusia mengajukan syarat, bahwa hal itu hanya bisa terjadi jika Ukraina mempertimbangkan "realitas baru" yang diciptakan pasukannya yang menguasai hampir seperlima wilayah Ukraina.

Ukraina sendiri menuntut seluruh wilayahnya dikembalikan dan penarikan pasukan Rusia.

Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa, yang Juni lalu mempresentasikan rencana perdamaian Afrika secara terpisah kepada Putin dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, mengatakan bahwa sebagai tanggapan atas pidato presiden Rusia itu, anggota-anggota BRICS akan terus mendukung upaya mengakhiri konflik tersebut.

Putin menyebutkan bahwa memperkuat BRICS adalah bagian dari visi Rusia untuk merongrong dominasi AS dan membangun apa yang disebutnya "tatanan dunia multipolar".

Putin tak bisa menghadiri KTT itu secara langsung karena adanya surat perintah penangkapan yang dikeluarkan Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) kepada dirinya pada Maret lalu. ICC menuduh dia telah melakukan kejahatan perang di Ukraina.

Rusia menolak tuduhan itu sebagai keterlaluan dan menyatakan langkah ICC itu tidak memiliki arti hukum karena Rusia bukan anggota ICC.

Sebaliknya, Afrika Selatan adalah anggota ICC, sehingga wajib menangkap Putin jika dia pergi ke Afrika Selatan.

Sumber: Reuters
Baca juga: Putin tandaskan BRICS sudah kurangi transaksi pakai dolar AS
Baca juga: Peluang tumbuh berlimpah, makin banyak negara ingin gabung ke BRICS
Baca juga: Rusia sebut 20 negara ingin bergabung dengan BRICS

Penerjemah: Jafar M Sidik
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2023