Jakarta (ANTARA News) - Sebagian pedagang di Blok G, Pasar Kebon Jati, Tanah Abang, Jakarta Pusat, terpaksa pindah dari gedung pasar berlantai empat itu karena alasan sepi pengunjung yang menyebabkan omzet mereka anjlok. "Sekarang gedung Blok G ini sepi sekali. Terutama di lantai tiga dan empat lebih sepi dari tempat pemakaman umum Karet. Semakin banyak pedagang yang meninggalkan gedung pasar karena khawatir gulung tikar," kata salah satu ketua kelompok pedagang Blok G yang tidak mau disebut namanya, Rabu. Dia mengatakan, sebagian besar pedagang di Blok G tadinya merupakan pedagang kaki lima (PKL) yang biasa menggelar dagangannya di sepanjang Jalan Kebon Jati. PKL tersebut dipindahkan ke dalam gedung Blok G setelah dilakukan pembongkaran lapak oleh Suku Dinas Ketentraman dan Ketertiban Pemerintah Kota Jakarta Pusat tahun 2004. "Semenjak dipindahkan ke dalam gedung Blok G, omzet penjualan kami menurun hingga 80 persen. Sebulan pertama sejak dipindahkan ke dalam gedung kami pikir semakin lama pasar akan bertambah ramai, ternyata sudah hampir dua tahun ini malah bertambah parah," katanya. Udin, salah satu pedagang yang masih tersisa di lantai tiga Blok G membenarkan bertambah sepinya pengunjung setelah hampir dua tahun mereka dipindahkan. "Waktu masih jadi PKL di Jalan Kebon Jati saya bisa dapat hingga Rp100.000 per hari, sekarang ini terkadang dalam sehari tidak ada satu pun barang yang terjual," kata pria separuh baya itu sambil menggenggam bekal makanan yang dibawanya dari rumah. Dia mengatakan, sebagian besar temannya sesama pedagang sudah meninggalkan gedung tersebut karena gedung yang sepi dan sangat jarang pembeli yang mau sampai ke lantai tiga dan empat gedung Blok G. Pedagang lain di kawasan tersebut, Sumardi, mengatakan sepinya pembeli di Blok G itu akibat masih banyaknya PKL yang dibiarkan berjualan di pinggiran jalan di sekitar kawasan Pasar Tanah Abang. "Dulu sewaktu kami berjualan di pinggir jalan, lapak kami dibongkar dan dipindahkan ke dalam gedung ini, namun kenapa sekarang PKL lain yang mulai marak berjualan di pinggiran jalan di sekitar kawasan ini dibiarkan," katanya. Menurut dia, para pengunjung pasar lebih tertarik membeli dagangan PKL di pinggir jalan karena prosesnya lebih mudah bila dibandingkan harus masuk kedalam gedung dan naik hingga lantai empat seperti di Blok G ini.(*)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2006