Kalau kita bisa melakukan percepatan transisi energi maka akan membantu layanan ketenagalistrikan menjadi lebih baik

Jakarta (ANTARA) - Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Kementerian PPN/Bappenas) mengungkapkan bahwa upaya transformasi di sektor ketenagalistrikan salah satunya dilakukan dengan percepatan transisi energi.

"Kalau kita bisa melakukan percepatan transisi energi maka akan membantu layanan ketenagalistrikan menjadi lebih baik," kata Direktur Ketenagalistrikan, Telekomunikasi, dan Informatika, Kementerian PPN/Bappenas Rachmat Mardiana dalam diskusi daring yang dipantau di Jakarta, Selasa.

Rachmat mengatakan upaya transformasi ketenagalistrikan melalui percepatan transisi energi dapat dilakukan dengan memanfaatkan energi baru terbarukan (EBT) secara berkelanjutan, serta didukung jaringan listrik terintegrasi dan transportasi hijau.

Kedua, reformasi subsidi di sektor energi terbarukan yang tepat sasaran. Ketiga, peningkatan efisiensi pemanfaatan energi dan tenaga listrik dengan melakukan perbaikan sistem transmisi dan distribusi, sistem informasi dan kontrol data, jaringan cerdas, serta penggunaan teknologi yang lebih efisien dan rendah emisi.

Menurut dia, tiga upaya tersebut merupakan kebijakan penting untuk memberikan kemudahan bagi masyarakat untuk mengakses listrik secara merata di seluruh wilayah tanah air.

"Kemudahan-kemudahan khususnya bagi masyarakat miskin untuk bisa mengakses energi listrik dengan jumlah yang cukup," ujarnya.

Lebih lanjut, Rachmat menyampaikan potensi EBT seperti hidro, surya, angin, energi laut, bioenergi, hingga panas bumi di Indonesia sangat besar.

Berdasarkan data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) tahun 2023 tercatat hanya 0,3 persen potensi EBT yang dimanfaatkan sehingga perlu untuk terus dikembangkan.

Ia menambahkan transisi energi diyakini mampu berkontribusi dalam pemerataan elektrifikasi nasional, di mana saat ini mencapai 99,72 persen.

Selain itu, juga dapat dimanfaatkan sebagai solusi untuk menghadirkan akses listrik di wilayah Tertinggal, Terdepan dan Terluar (3T).

"Potensi energi baru yang ada masih belum banyak dikembangkan. Pemanfaatan EBT menjadi salah satu solusi mewujudkan pemerataan pelayanan tenaga listrik di wilayah terpencil atau terisolir," katanya.


Baca juga: Pupuk Kujang tingkatkan penggunaan EBT melalui PLTS Atap
Baca juga: Indonesia miliki potensi besar dukung capaian target bauran EBT

Pewarta: Adimas Raditya Fahky P
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2023