Jika Ketua Powell tetap membuka pintu bagi kenaikan (suku bunga) ... sebuah front baru untuk kenaikan dolar AS dapat terbentuk,.
Tokyo (ANTARA) - Dolar AS bertahan mendekati tertingginya dalam 10 minggu versus sejumlah mata uang utama lainnya dan mendekati level tertinggi sejak November terhadap yen di awal sesi Asia pada Selasa, seiring kenaikan imbal hasil obligasi yang mencapai puncak baru pasca krisis keuangan di tengah spekulasi suku bunga AS akan tetap tinggi lebih lama.
Bank sentral China memperkuat yuan dengan menetapkan kurs tengah harian yang jauh lebih kuat dari perkiraan, dan mata uang tersebut stabil pada awal perdagangan setelah berada di bawah tekanan yang meningkat dalam beberapa minggu terakhir karena ketidaksabaran investor terhadap lambatnya respons kebijakan Beijing terhadap perlambatan ekonomi dan sektor properti yang sedang sakit.
Indeks dolar AS – yang mengukur greenback terhadap enam mata uang negara maju, termasuk yen dan euro – tergelincir 0,1 menjadi 103,24, namun tetap tidak jauh dari level tertinggi Jumat (18/8/2023) di 103,68, level yang tidak pernah terlihat sejak 12 Juni.
“Lonjakan imbal hasil (yield) AS dalam jangka panjang dan respons yang mengecewakan dari para pembuat kebijakan China terhadap tekanan yang sedang berlangsung di pasar properti dan keuangan China terus memberikan dorongan bullish terhadap dolar AS,” Richard Franulovich, ahli strategi mata uang di Westpac, menulis dalam sebuah catatan.
Baca juga: Dolar AS melemah karena investor tunggu beberapa petunjuk baru
Menunggu pidato Ketua Fed Jerome Powell yang sangat dinantikan pada Jumat (25/8/2023) di simposium tahunan bank sentral AS di Jackson Hole, Wyoming, Franulovich berkata, "Jika Ketua Powell tetap membuka pintu bagi kenaikan (suku bunga) ... sebuah front baru untuk kenaikan dolar AS dapat terbentuk," dengan indeks dolar berpotensi menembus di atas 104.
Pasar uang saat ini memberikan peluang 50/50 untuk kenaikan suku bunga The Fed sebesar 25 basis poin pada November, sebelum bank sentral beralih ke penurunan suku bunga tahun depan.
Terhadap mata uang Jepang, dolar melemah 0,1 persen menjadi 146,125 yen, setelah sebelumnya naik menjadi 146,425, membawanya mendekati puncak Kamis (17/8/2023) di 146,565, yang merupakan tertinggi sejak 10 November.
Pasangan dolar-yen cenderung sangat sensitif terhadap perubahan imbal hasil obligasi pemerintah AS jangka panjang, dan imbal hasil acuan 10-tahun mencapai level tertinggi sejak November 2007 di 4,366 persen pada Selasa.
Euro bertambah 0,1 persen menjadi 1,09055 dolar.
Baca juga: Yuan turun tipis 5 basis poin menjadi 7,1992 terhadap dolar AS
Sementara itu, bank sentral China menetapkan kurs tengah yuan pada 7,1992 per dolar pada Selasa, lebih kuat dari perkiraan Reuters, berusaha untuk mempertahankan batas bawah saat ini menyusul penurunannya ke level terendah 9,5 bulan di 7,349 di perdagangan pasar luar negeri minggu lalu.
Penetapan pada Selasa menyusul penurunan suku bunga yang lebih dangkal dan sempit dibandingkan perkiraan pasar sehari sebelumnya, karena langkah-langkah stimulus Beijing terus mengecewakan meskipun terdapat peningkatan permasalahan di sektor properti dan perekonomian secara keseluruhan.
Yuan di luar negeri sedikit berubah pada 7,2872, setelah menguat sekitar 0,1 persen setelah penetapan.
Dolar Australia, yang sering diperdagangkan sebagai proksi terhadap China, juga sedikit berubah pada 0,6413 dolarAS setelah awalnya sedikit menguat setelah penetapan tersebut.
Aussie telah bergerak lebih tinggi di sesi terakhir setelah turun ke level terendah 9,5 bulan di 0,6365 dolar AS pada Kamis (17/8/2023).
"Kemungkinan akan diperlukan paket stimulus China yang besar yang berfokus pada belanja infrastruktur yang intensif komoditas untuk membalikkan tren penurunan dolar Australia/dolar AS," Kristina Clifton, ahli strategi mata uang senior di Commonwealth Bank of Australia, menulis dalam sebuah catatan.
Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2023