Johannesburg (ANTARA) -

Forum Media BRICS menyoroti tantangan-tantangan yang dihadapi negara-negara berkembang, menyediakan sebuah platform bagi mereka untuk mengungkapkan perspektif dan aspirasinya.

"Sejak didirikan pada 2015, Forum Media BRICS menjadi sebuah platform penting untuk memperkuat suara negara-negara BRICS," ujar Dakota Legoete, anggota Komite Eksekutif Nasional Kongres Nasional Afrika, dalam pembukaan forum tersebut.

Di saat beberapa negara berusaha memonopoli diskursus internasional dan memanfaatkan media untuk menyerang negara berdaulat lainnya, media BRICS menunjukkan bahwa media sepatutnya berkomitmen dalam mendorong pembangunan dunia, alih-alih menjadi alat untuk memprovokasi perang, kata Legoete.

Media negara-negara BRICS memikul tanggung jawab untuk menjadi "pencerita utama" kerja sama BRICS, ujar Fu Hua, Presiden Kantor Berita Xinhua. "Kita harus sepenuhnya melaporkan eksplorasi inovatif negara-negara BRICS dalam upaya modernisasi mereka, menyampaikan cerita yang jelas tentang reformasi mendalam di negara-negara BRICS, meningkatkan kesejahteraan masyarakat, serta mengembangkan energi hijau."

Sejalan dengan usulan Fu, Direktur CHN Energy Wang Min mengatakan bahwa media merupakan kekuatan penting untuk kemajuan sosial, dan pemberdayaan media sangat diperlukan guna memastikan keamanan energi dan mempercepat transisi hijau dan rendah karbon di negara-negara BRICS.

Didukung dan disaksikan oleh media BRICS, kerja sama energi di antara negara-negara BRICS telah diperdalam dan momentum pembangunan terus ditingkatkan, kata Wang, seraya mencatat bahwa CHN Energy telah secara aktif terlibat dalam kerja sama semacam itu dengan hasil yang bermanfaat.

Jose Juan Sanchez, Kepala penyedia informasi keuangan dan pertanian Brasil CMA Group, menekankan pentingnya informasi berita yang kredibel dan tidak memihak. "Komunikasi di antara media BRICS sangatlah penting, dan negara-negara anggota harus mengupayakan pembangunan yang berkelanjutan di bidang ekonomi, lingkungan, dan sosial," ujarnya.

Media berita menghasilkan produk budaya dan membawa misi budaya untuk mempromosikan pertukaran dan pembelajaran timbal balik di antara peradaban, kata Fu Hua, Presiden Kantor Berita Xinhua.

Fu juga menyerukan agar media BRICS mempromosikan kesetaraan, pembelajaran timbal balik, dialog, dan inklusivitas di antara peradaban yang berbeda.

Sebagai anggota presidium forum tersebut dan rumah bagi kantor penghubung forum itu, Xinhua bersedia memberikan dukungan yang kuat untuk operasi yang efektif dari mekanisme ini dan menawarkan dukungan yang kuat untuk kemajuan yang stabil dan berkelanjutan dari kerja sama media di antara negara-negara BRICS, ujar Fu.

Forum tersebut, yang berlangsung hingga Minggu (20/8), mengumpulkan lebih dari 200 peserta dari sekitar 100 media, wadah pemikir (think tank), dan organisasi internasional dari sekitar 30 negara.

Dalam forum tersebut, New China Research (NCR), wadah pemikir dari Kantor Berita Xinhua, merilis dua laporan penelitian yang berjudul "Menuju Modernitas: Nilai Pemikiran Ekonomi Xi Jinping" (Toward Modernity: The Value of Xi Jinping's Economic Thought) dan "'Integrasi Kedua' yang Mentransformasikan China -- Inovasi dan Praktik Teoretis dalam Membangun Peradaban Modern Bangsa China" (The 'Second Integration' that Transforms China -- Theoretical Innovation and Practice in Building the Modern Civilization of the Chinese Nation). (Reporter video: Zhang Zhihuan, Yin Jiajie, Li Shuting, Liu Chunhui, Tian Hongyi; editor video: Liu Ruoshi, Zhang Yuhong, Liu Yutian, Lin Lin).


Pewarta: Xinhua
Editor: Hanni Sofia
Copyright © ANTARA 2023