Kami ingin mendukung sistem pendidikan Indonesia dan kami memastikan keselarasan kurikulum dengan pendidikan internasional

Jakarta (ANTARA) - Perkumpulan Sekolah Satuan Pendidikan Kerjasama (SPK) Indonesia menyatakan sekolah-sekolah internasional di Indonesia tetap mengedepankan profil Pelajar Pancasila dalam setiap keberlangsungan pembelajarannya.

“Dari profil Pelajar Pancasila itu sudah sangat sama dengan profil pelajar sekolah-sekolah SPK,” kata Ketua Perkumpulan Sekolah SPK Indonesia Haifa Segeir di New Zealand School, Jakarta, Senin.

Haifa menuturkan sekolah internasional bukan berarti melupakan nilai-nilai kebangsaan dan kebudayaan Indonesia dalam proses pembelajarannya terhadap peserta didik.

Ia mengatakan justru peserta didik di sekolah internasional di Indonesia sangat menjunjung tinggi nilai budaya dan kebangsaan termasuk menerapkan dimensi-dimensi dalam profil Pelajar Pancasila.

Baca juga: HUT ke-78 RI, Kemendikbudristek rilis lagu Profil Pelajar Pancasila

Profil Pelajar Pancasila sendiri adalah program yang dibuat oleh Kemendikbudristek dengan tujuan meningkatkan mutu pendidikan sekaligus menerapkan nilai-nilai Pancasila bagi para pelajar Indonesia.

Dalam profil Pelajar Pancasila terdapat enam dimensi atau kompetensi yaitu beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia, berkebhinnekaan global, bergotong royong, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif.

“Banyak asumsi sekolah internasional tidak menjunjung tinggi nilai budaya dan kebangsaan sehingga luntur dan dikhawatirkan anak-anak yang sekolah di internasional akan hilang kebangsaannya,” kata Haifa.

Tak hanya peserta didik berkewarganegaraan Indonesia, peserta didik warga negara asing (WNA) justru lebih didorong untuk mengenal nilai-nilai Pancasila bahkan diberikan pelajaran tentang bahasa dan budaya Indonesia atau Indonesian studies.

Baca juga: Komisi X DPR: Kaltim harus jadi model Guru Penggerak RI masa depan

Sementara dari sisi regulasi, sekolah internasional di bawah naungan SPK wajib memberi tiga mata pelajaran yakni bahasa indonesia, agama, serta pendidikan pancasila dan kewarnegaraan (PPKn) agar bisa lebih mengenal Indonesia.

“Kalau (sekolah internasional secara keseluruhan) yang mendapat izin Kemendikbud RI ada 601, tapi yang berada di bawah naungan Perkumpulan Sekolah SPK Indonesia ada 458 satuan pendidikan," katanya.

Salah satu sekolah di bawah naungan SPK Indonesia yakni Global Jaya School, Tangerang, telah menerapkan nilai kebangsaan dan budaya Indonesia kepada peserta didik termasuk melalui adanya upacara bendera hingga perayaan HUT RI.

Kepala Sekolah Global Jaya School Cory Carson menjelaskan pihaknya menawarkan banyak mata pelajaran yang berkaitan dengan kebangsaan mulai dari bahasa Inggris dan bahasa Indonesia hingga musik.

Baca juga: Rektor: Profil Pelajar Pancasila wujud pembelajaran sepanjang hayat

Senada dengan itu, Principal British School Jakarta David Butcher mengatakan sekolah internasional memiliki tanggung jawab untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia termasuk melalui profil Pelajar Pancasila.

Di British School Jakarta, peserta didik harus mengutamakan sisi kemanusiaan, keragaman yang bersatu, kesetaraan sosial termasuk keadilan yang tidak hanya di lingkungan sekolah namun juga ketika mereka terjun ke masyarakat.

“Kami ingin mendukung sistem pendidikan Indonesia dan kami memastikan keselarasan kurikulum dengan pendidikan internasional,” kata David.

Kepala Sekolah New Zealand School Tim Maitland Jakarta menambahkan, pihaknya turut memprioritaskan gagasan persatuan dan keragaman kepada peserta didik termasuk melalui berbagai kegiatan yang ringan seperti adanya permainan atau perlombaan tradisional dalam perayaan HUT RI.

Baca juga: Kurikulum Merdeka momentum refleksikan praktik pembelajaran Indonesia

“Kami memastikan bahwa kami tidak hanya menghormati tetapi juga memberi mereka (siswa) penjelasan yang cukup tentang kehidupan di Indonesia, juga melibatkan mereka dalam masyarakat,” kata Tim.

Upaya SPK Indonesia ini sejalan dengan langkah Kemendikbudristek RI dalam mendorong terwujudnya generasi Indonesia berkarakter karena merupakan ruh dan pondasi utama dari pendidikan Indonesia yang tidak terbatas pada kompetensi intelektual.

Sekretaris Jenderal Kemendikbudristek Suharti menuturkan penerus bangsa ke depannya harus memiliki pengetahuan dan pemahaman intelektual yang disertai dengan karakter yang kuat berlandaskan nilai-nilai Pancasila.

Hal itu harus dilakukan seiring dengan dunia pendidikan di Tanah Air saat ini masih dihadapkan pada berbagai persoalan isu di antaranya meliputi tiga dosa besar pendidikan yaitu perundungan, kekerasan seksual, dan intoleransi.

Baca juga: Jambore Ibu Pertiwi dorong siswa miliki profil Pelajar Pancasila

“Untuk kita dapat menciptakan generasi yang berkarakter dan unggul di masa depan itu bisa dimulai dari lingkungan pendidikan yang aman, nyaman, dan menyenangkan,” katanya.

Pewarta: Astrid Faidlatul Habibah
Editor: Sambas
Copyright © ANTARA 2023