Jakarta (ANTARA) - Ketua DPP PDI Perjuangan Said Abdullah mengatakan bahwa hasil survei politik yang baru saja dirilis oleh Indikator Politik dan Litbang Kompas mengenai peta elektoral bakal calon presiden (capres) sebagai bahan evaluasi kerja terhadap strategi pemenangan Ganjar Pranowo.
"Momentum keunggulan Ganjar Pranowo ini akan menjadi penting bagi pemenangan Ganjar ke depan. Apalagi, merujuk data Indikator dan Litbang Kompas, ceruk yang belum menentukan pilihan. Ruang itulah yang akan kami usahakan garap ke depan lebih intensif," ujar Said dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin.
Dalam survei Indikator Politik, menurut Said, sangat tampak bahwa Ganjar Pranowo unggul dalam simulasi tiga nama bacapres teratas. Elektabilitas Ganjar mencapai 35,2 persen, Prabowo 33,2 persen, dan Anies 23,9 persen.
Keunggulan Ganjar Pranowo juga tampak di survei Litbang Kompas, sebesar 34,1persen, Prabowo 31,3 persen, dan Anies Baswedan 19,2 persen.
Said menyebutkan hasil survei Indikator Politik dan Litbang Kompas juga menunjukkan Ganjar Pranowo unggul di Jawa, Bali, NTT, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Timur. Sementara itu, Anies unggul di DKI Jakarta, Aceh, dan Maluku Utara, sedangkan Prabowo unggul di beberapa wilayah di Banten, Sumatera Selatan, Sulawesi Selatan, Kalimantan Utara, dan Kalimantan Selatan.
"Sebagai bagian dari Tim Pemenangan Ganjar Pranowo, tentu kami akan berusaha merebut hati warga di luar Jawa. Visi pembangunan Ganjar Pranowo juga Indonesia sentris, sebagaimana watak politik PDI Perjuangan," katanya.
Said mengatakan bahwa Ganjar berhasil merebut suara di kalangan milenial dan Gen Z berdasarkan hasil survei Indikator. Pada kelompok umur 21 tahun ke bawah, Ganjar mendapatkan 40,4 persen, Prabowo 33,9 persen, dan Anies 21,9 persen.
Pada kelompok umur 22 hingga 25 tahun Ganjar kembali unggul di posisi 36,9 persen, Prabowo 29,6 persen, dan Anies 26,4 persen.
Ia menilai kepercayaan di kalangan anak anak muda sangat penting karena mereka menjadi populasi terbesar dalam jumlah pemilih pada Pemilu 2024.
"Generasi ini juga merupakan generasi bangsa pada masa depan yang akan berkiprah penting pada kelanjutan pembangunan nasional," tambah Said.
Baca juga: Hasto: Daya terima rakyat begitu besar terhadap Ganjar
Baca juga: Sekjen PDIP hormati pilihan Golkar dan PAN dukung Prabowo
Di kalangan warga NU dan Muhammadiyah, lanjut dia, Ganjar kembali unggul pada survei Indikator. Ganjar Pranowo dapat dukungan 43,5 persen, Prabowo 31,6 persen, dan Anies 20 persen dari kalangan warga NU.
Sementara itu, di kalangan warga Muhammadiyah, Ganjar di posisi 36,4 persen, Anies 32,3, dan Prabowo 28,5 persen. Melihat ini, PDI Perjuangan akan terus berusaha meyakinkan dan merebut hati warga NU, Muhammadiyah, dan berbagai ormas Islam untuk terus bersama-sama merawat Islam di Indonesia yang rahmatan lil alamin.
"Islam yang menaungi berbagai keyakinan keagamaan untuk hidup rukun dan toleran dalam memajukan Indonesia," ucapnya.
Dalam simulasi pasangan bacapres dan bacawapres, sebagaimana yang diskemakan dalam survei Indikator, Ganjar juga unggul jika dipasangkan dengan sejumlah nama, misalnya Erick Tohir dan Sandiaga Uno.
Dengan bacawapres yang tepat, Said meyakini akan menambah daya elektoral bagi pemenangan Ganjar Pranowo ke depan.
Hal inilah yang membuat Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri, Ketua Umum Perindo Harry Tanoesoedibjo, Plt. Ketua Umum PPP Muhamad Mardiono, dan Ketua Umum DPP Hanura Oesman Sapta Odang sangat berhati-hati dalam menimbang sosok bacawapres yang akan mendampingi Ganjar Pranowo.
"Dua bulan mendatang menjelang pendaftaran capres dan cawapres, situasi politik nasional akan makin dinamis, dan memengaruhi peta politik nasional," pungkasnya.
Sesuai dengan jadwal KPU, pendaftaran bakal pasangan calon presiden dan wakil presiden mulai 19 Oktober 2023 hingga 25 November 2023.
Dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum (UU Pemilu) disebutkan bahwa pasangan calon presiden/wakil presiden diusulkan oleh partai politik atau gabungan partai politik peserta pemilu yang memenuhi persyaratan perolehan kursi paling sedikit 20 persen dari jumlah kursi DPR atau memperoleh 25 persen dari suara sah secara nasional pada pemilu anggota DPR sebelumnya.
Saat ini ada 575 kursi di parlemen sehingga pasangan calon presiden/wakil presiden pada Pilpres 2024 harus memiliki dukungan minimal 115 kursi di DPR RI. Bisa juga pasangan calon diusung oleh parpol atau gabungan parpol peserta Pemilu 2019 dengan total perolehan suara sah minimal 34.992.703 suara.
Pewarta: Narda Margaretha Sinambela
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2023