Pekanbaru (ANTARA News) - Banyak cara untuk mengatasi mengatasi "paceklik" bawang merah khususnya bagi rumah tangga dengan memanfaatkan lahan pekarangan rumah.
Menurut Pengamat Pertanian dari Sumatera Barat, Rasmi R, teknologi budidaya bawang, tidaklah serumit tanaman lainnya karena bawang merah (allium ascalonicum. L ) berasal dari Asia yang bersuhu panas, bukan dari daerah dingin.
Pada dasarnya, katanya, bawang merah cocok ditanam baik di dataran tinggi atau dataran rendah, cuma program untuk itu belum merata di Indonesia.
Rasmi mengatakan bertanam bawang tidak sulit, bahkan bisa ditanam di pekarangan dalam polybag atau pot.
Meski bertanam bawang merah tidak sulit, Rasmi menyarankan masyarakat yang berminat menanam bawang di pekarangan agar terlebih dahulu memahami media tanam.
Media tanam merupakan tempat berkembangnya akar dalam menunjang pertumbuhan tanaman. Dari media tanam ini tanaman menyerap makanan yang berupa unsur hara melalui akarnya.
"Karena itu media tanam harus sudah siap paling lambat dua minggu sebelum tanam supaya terjadi pemadatan media yang sempurna," katanya.
Dijelaskan Rasmi, media yang baik untuk digunakan terdiri dari tanah gembur atau top soil, kompos, dan sekam padi dengan perbandingan volume sama banyak.
Lalu aduk ketiga bahan tadi sampai tercampur rata, kemudian masukan ke pot atau polybag yang memiliki diameter minimal 30 cm.
Bahan-bahan di atas memiliki fungsi yang berbeda, namun satu sama lain saling mendukung.
Tanah dengan sifat koloidnya memiliki kemampuan untuk mengikat unsur hara dan melalui air unsur hara dapat diserap oleh akar dengan prinsip pertukaran kation.
Sekam gunanya untuk menampung/mengikat air dalam tanah, sedangkan kompos untuk menjamin tersedianya bahan penting yang akan diuraikan menjadi hara yang diperlukan oleh tanaman.
"Sebaiknya kompos yang digunakan adalah kompos yang terbuat dari sampah dapur dan sampah rumah tangga. Tujuannya adalah untuk ikut serta dalam menjaga lingkungan di sekitar kita, dari permasalahan-permasalahan yang ditimbulkan oleh sampah," katanya.
Di samping itu, untuk menghemat biaya dalam pengadaan kompos, media tanam haruslah menyediakan unsur hara yang cukup bagi tanaman.
Persyaratannya, kata Rasmi lagi, adalah campuran abu sampah dan pupuk kandang, gambut dan pupuk kandang, kompos sampah rumah tangga dan tanah atau pasir.
Untuk tanah dan sekam serta pupuk kandang yakni 1:1, atau pasir dan pupuk kandang 2:1, serta tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan campuran media tanam 3:1
Keuntungan
Rasmi menjelaskan, beberapa keuntungan yang diperoleh dari bertanam bawang di pot antara lain, dapat dikerjakan pada pekarangan yang sempit, sebagai alternatif untuk tanah pekarangan yang tidak subur, lebih gampang untuk dipindah tempatkan, lebih mudah untuk menyesuaikan dengan faktor agroklimat (kondisi tanah dan iklim yang diperlukan tanaman) sekaligus berfungsi sebagai tanaman hias.
Beberapa faktor agroklimat dapat diubah agar sesuai dengan keperluan sayuran yang kita tanam terutama bawang merah, misalnya jenis tanah, pH tanah, curah hujan dan banyaknya sinar matahari, sedangkan suhu dan kelembaban udara sangat sulit untuk diubah.
Sebagai contoh media tanam yang terdiri dari campuran tanah subur, pupuk kandang dan pasir dapat diatur perbandingannya sesuai dengan keperluan masing-masing jenis yang ditanam.
PH tanah dapat diturunkan dengan menambah kapur pada media tanamnya, atau curah hujan dan sinar matahari dapat diatur banyaknya dengan mengontrol penyiraman dan memberi naungan.
Suhu dan kelembaban udara hanya dapat diubah dengan menggunakan rumah kaca, sehingga untuk penanaman sayuran di pekarangan, bawang merahlah yang disesuaikan dengan kedua faktor tersebut, dimana kedua faktor tersebut sangat terkait dengan ketinggian tempat dari permukaan laut.
Penanaman bibit bawang
Bibit bawang yang digunakan dipilih yang sudah tua yang ditandai dengan warna merah tua.
Bibit ini bisa dipilih dari bawang yang anda beli di pasar atau dipesan khusus, setelah didapatkan potong ujungnya yang runcing untuk merangsang pertumbuhan.
Setelah getahnya kering, tancapkan bibit bawang dalam media tanam sampai ujungnya antara kelihatan dan tidak.
Biasanya selang 4 hari bawang sudah mulai tumbuh, selanjutnya lakukan penyiraman secukupnya yang penting tanahnya lembab dan jangan sampai basah.
Penyiraman yang disarankan adalah dengan menggunakan sprinkler yang dihubungkan dengan pompa air.
Dengan tekanan air dari pompa akan menimbulkan semprotan air seperti hujan, aturlah sebaran airnya sesuai dengan lahan yang disiram.
Selanjutnya, dapat menyetel setengah lingkaran, seperempat lingkaran atau 360 derajat.
Air yang disiramkan jangan membuat tanah basah, melainkan lembab saja sehingga tanaman bawang akan tumbuh normal.
Kalau tanah basah akan menyebabkan umbi bawang membusuk sehingga gagal panen.
Jika menanam di pekarangan, maka beberapa model penanaman yang dapat dilakukan, yakni penanaman konvensional dengan memperhatikan pemilahan areal tanam, persiapan dan pengolahan lahan tanam dan penyediaan bahan tanaman.
"Pengolahan lahan tanam meliputi pembersihan, pengolahan, pemupukan dan pembuatan bedengan sesuai dengan kebutuhan. Pencangkulan juga perlu dilakukan untuk menggemburkan lahan," katanya.
Kemudian dilakukan pemupukan dasar dengan tujuan untuk menambah unsur hara pada tanah dengan cara mencampurkan dan mengaduk pupuk secara merata diseluruh bagian lahan. Pupuk yang sebaiknya digunakan adalah pupuk kandang atau kompos.
Pemeliharaan dan panen
Pemeliharaan bawang merah selain penyiram harus dilakukan pemupukan dengan pupuk NPK dengan dosis 1 sendok makan untuk 5 buah polybag yang diberikan pada umur 15 hari setelah tanam dengan cara menabur disekeliling batang, lalu ditaburi tanah agar tertutup.
Pada umur 55 hari bawang sudah dapat di panen untuk dijadikan bumbu dapur. Kalau untuk dijadikan bibit tahan sampai umur 60 sampai 80 hari.
Sekarang pekarangan anda sudah menjadi kebun penghasil bawang, cukup mudah bukan? Selamat bertanam.
Pewarta: Frislidia
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2013