Kenaikan peserta ini diharapkan dapat membawa perubahan dalam peningkatan kualitas pembelajaran di Jawa Timur. Tidak semata-mata hanya menakar prestasi

Surabaya (ANTARA) - Kepala Dinas Pendidikan Jawa Timur Aries Agung Paewai mengatakan jumlah peserta kegiatan Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Creative Camp tahun 2023 sebanyak 31.415 orang, atau naik 71 persen dibanding tahun 2022 yang hanya 18.339 peserta.

"Kenaikan peserta ini diharapkan dapat membawa perubahan dalam peningkatan kualitas pembelajaran di Jawa Timur. Tidak semata-mata hanya menakar prestasi," kata Aries di Surabaya, Senin.

Pria yang juga Pj Wali Kota Batu itu mengatakan peningkatan jumlah peserta yang berasal dari guru, pengawas sekolah dan kepala sekolah ini didasarkan pada motivasi tinggi untuk melakukan perubahan dan peningkatan kreatifitas di lingkungan sekolah.

"Jadi mereka memang termotivasi dengan sendirinya. Keinginan keras untuk melakukan perubahan-perubahan (peningkatan kualitas). Kalau ada reward dan punishment adalah bagian perantara. Tapi secara signifikan adalah perubahan mindset. Jika tidak mengikuti perubahan yang terjadi saat ini mereka akan tertinggal jauh," ujarnya.

Baca juga: Guru Besar UIN: Hoaks dan Ujaran kebencian ganggu kualitas pemilu

Melalui GCC ini, kata Aries, akan membuat guru, kepala sekolah dan pengawas akan makin yakin dan percaya diri terhadap kualitas dan mutu yang dimiliki karena terapresiasi.

Jika dalam penilaian tim juri ada prestasi yang signifikan diraih akan memotivasi guru atau kepala sekolah lainnya untuk menjadi bagian sasaran yang diharapkan.

Aries menyebut, wadah semacam ini untuk mempersiapkan tantangan ke depan, yakni era distrupsi atau double distrupsi yang mengarah pada digitalisasi. Kedua yakni kehidupan sosial masyarakat.

Baca juga: Wakil Ketua MPR RI sebut perlu terobosan atasi kesenjangan pendidikan

"Kehidupan sosial masyarakat ini berkaitan dengan permasalahan dalam dunia pendidikan. Dua hal ini jadi penguatan kita agar tidak terjerumus dalam permasalahan sosial masyarakat. Tapi menjadikan pemecahan masalah melalui digitalisasi. Karena muaranya inovasi ini berawal dari permasalahan sosial masyarakat dan pembenarannya melalui inovasi," ujar dia.

Kepada para peserta, pria berkacamata ini juga berpesan agar maindset dirubah. Dari tujuan utama untuk mendapat penghargaan atau memenangi kompetisi. Menjadi pemikiran untuk perubahan peningkatan kualitas dan mutu pendidikan yang semakin baik.

"Maka perlu langkah-langkah strategi dan inovasi yang dilakukan sehingga ada minat guru dan kepsek untuk mengarah pada penghasil inovasi. Karena untuk mempersiapkan Indonesia Emas 2045 yang harus berhadapan dengan dunia digital yang canggih, maka diperlukan SDM yang unggul. Dan ini dibangun lewat pendidikan," ujarnya.

Baca juga: Guru Besar ITB sebut pentingnya pemantauan polusi di luar Jakarta

Pewarta: Willi Irawan
Editor: Sambas
Copyright © ANTARA 2023