Manado (ANTARA News) - Para pendukung tim nasional Belanda maupun Spanyol di Manado, Sulawesi Utara (Sulut) enggan menurunkan atribut bendera dua negara itu, meski tim kesayangan mereka sudah tersingkir di babak 16 besar Piala Dunia Jerman 2006. "Atribut bendera akan diturunkan kalau Piala Dunia 2006 sudah berakhir," ujar Yos, seorang fans tim "Oranye" Belanda, Rabu, di Manado, Sulut. Yos mengaku kecewa dengan kekalahan Arjen Robben dan kawan-kawan ketika melawan Portugal, padahal dari segi teknik dan materi pemain dinilai cukup baik dan banyak menghibur para penggila bola di Indonesia. Apalagi negara berjuluk negeri kincir angin tersebut mempunyai hubungan emosional dengan Sulut, karena banyak warga Kawanua yang bermukim dan tinggal di Belanda, termasuk kunjungan Ratu Beatrix ke Minahasa tahun 1990-an. "Atribut Belanda tetap akan berkibar diudara dan tidak akan berpaling dengan tim favorit lain," tambah warga yang tinggal di kelurahan Sario. Yos mengaku bendera Belanda ukuran 3 x 2 yang dipasang diatap rumah, sengaja dibeli dengan harga Rp50 ribu, sebagai bukti dukungan terhadap tim favorit tersebut. Lain hal dengan Erik, salah satu pendukung tim "Matador" Spanyol, mengaku kecewa dengan gaya permainan Raul Gonzales dan kawan-kawan ketika dikalahkan Perancis 1-3, Rabu dinihari. "Tim Spanyol banyak menyia-nyiakan peluang di mulut gawang Perancis," tandas mahasiswa Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) Manado ini. Dikatakan, Spanyol seharusnya tidak menurunkan tempo permainan menjelang akhir babak kedua, yang akhirnya dimanfaatkan dengan baik Patrik Viera dan Zinedine Zidane pada masa injury time. "Walaupun tim kesayangan Kalah, tetapi bendera dan semua atribut milik Spanyol tidak akan dibuang begitu saja," tambah Erik.(*)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2006