Gandhinagar, Gujarat (ANTARA) - Dalam budaya India, Matahari dipuja karena dianggap telah menopang, memberikan kehangatan dan memberi energi bagi semua kehidupan di Bumi.

Praktik kuno di India yang memuliakan unsur-unsur alam dan hubungannya dengan manusia dianggap sebagai kekuatan dan energi utama dari siklus kehidupan.

Oleh karena itu, Kuil Matahari Modhera (Modhera Sun Temple) dibangun pada masa Pemerintahan Raja Solanki Bhimdev I (1022-1063 M).

Kuil Matahari Modhera, yang terletak di Desa Modhera, Distrik Mehsana, negara bagian Gujarat, terletak di tepi kiri Sungai Pushpavati, yang merupakan anak Sungai Rupan di Becharaji Taluka yang ada di distrik tersebut.

Kuil Matahari yang megah di Modhera didedikasikan untuk Dewa Matahari. Kuil tersebut mengambil posisi sebagai tempat kebanggaan di antara tempat suci keagamaan di Gujarat.

Dengan demikian, tidak heran bila Modhera Sun Temple setiap harinya dikunjungi ribuan orang.

"Kuil ini dikunjungi sekitar 1.500 orang per hari pada hari biasa dan sekitar 5.000 orang pada akhir pekan, dan ada lebih banyak orang lagi pada musim wisata," kata Gautam Popat, seorang pemandu wisata "Incredible India Tourist Guide" yang dilisensikan oleh Kementerian Pariwisata India.

Popat mengatakan bahwa para warga Hindu yang tinggal di Distrik Modhera masih ada yang datang ke kuil itu untuk beribadah. Namun, menurut dia, Sun Temple pada masa kni lebih dikenal sebagai tempat wisata, maka lebih banyak dikunjungi oleh para turis, baik lokal maupun mancanegara.

Seorang turis berpose di depan Kuil Matahari (Sun Temple) di desa Modhera, distrik Mehsana, negara bagian Gujarat, India. (ANTARA/Yuni Arisandy)

Keindahan

Kuil Matahari Modhera tampak luar biasa, tidak hanya karena proporsinya yang bagus dan daya tarik estetisnya, tetapi juga karena integrasi yang harmonis antara hiasan reliknya dengan skema arsitekturalnya.

Kuil Matahari Modhera, yang dibangun dengan sistem interlocking, terdiri dari 3 elemen terpisah.

Elemen pertama, adalah kompleks kuil utama, termasuk tempat suci dengan tempat untuk berjalan, terutama lorong, di sekitar apsis di kuil, dan serambi.

Elemen kedua, adalah aula pertemuan terpisah dengan torana di depan aula dansa. Torana adalah gerbang hias berbentuk melengkung yang didirikan untuk tujuan seremonial dalam agama Hindu.

Elemen ketiga, adalah sebuah tangki berbentuk persegi panjang besar yang dihiasi dengan banyak miniatur tempat pemujaan.

Tempat suci yang tertutup di kuil itu memiliki susunan segi delapan terbentuk dari tiang-tiang tinggi yang didekorasi dengan elegan dengan lengkungan torana hias. Dinding polos tempat suci itu dihiasi relung-relung berisi gambar 12 Aditya.

Dalam agama Hindu, Aditya mengacu pada keturunan Aditi, yakni dewi yang mewakili ketidakterbatasan. Nama Aditya dalam bentuk tunggal merujuk pada dewa matahari (Surya).

"Sebanyak 12 kumpulan patung Dewa Matahari dibuat mengelilingi kompleks kuil, dan setiap kumpulan terdiri dari 7 sosok patung," jelas Popat.

Ketujuh sosok patung itu, termasuk Brahma, Wisnu, Varaha, Trivikram, Narsimha, Krishna-Sudama, Sheshasayi Wisnu.

"Hal itu menyimbolkan 7 hari dalam seminggu dan 12 bulan dalam setahun," ujar Popat.

Kumpulan tujuh sosok patung Dewa Matahari di Kuil Matahari (Sun Temple) di desa Modhera, distrik Mehsana, negara bagian Gujarat, India. Ketujuh sosok itu termasuk Brahma, Wisnu, Varaha, Trivikram, Narsimha, Krishna-Sudama, Sheshasayi Wisnu. (ANTARA/Yuni Arisandy)

Selanjutnya, aula pertemuan kuil itu digambarkan sebagai "tumpukan kemegahan berpilar yang luar biasa", yang dapat dimasuki dari setiap arah mata angin.

Di depan aula pertemuan ke arah timur berdiri torana besar, yang menghadap ke bangunan tangki berbentuk persegi panjang yang dikenal sebagai "Surya kunda" yang berukuran sekitar 53-54 meter sepanjang utara-selatan dan 36-37 meter sepanjang timur-barat yang dapat dimasuki melalui sejumlah tangga besar.

Ruang bawah tanah kuil itu adalah ilustrasi dan mewakili semua kemungkinan cetakan patung. Bagian dinding kuil berisi beberapa panel surya, ashtadikpalas, kepala penjaga delapan penjuru mata angin, berbagai bentuk gauri dan bidadari penari, pemusik, dan patung asmara.

Di kuil itu, terdapat Dewa Matahari dalam pose sama bhanga (membungkuk), dalam kereta yang ditarik oleh tujuh kuda, dengan dua bunga teratai yang digenggam di tangannya.

Kuil Matahari di Modhera memiliki langit-langit tipe samatala dengan ukiran motif bunga dan figural. Di bagian auditorium, ada empat langit-langit yang menggambarkan adegan dari Ramayana dan Mahabharata.

Sayangnya, sikhar sekaligus gambar utama kuil itu sudah rusak dan hilang.

"Namun, kami ingin memastikan untuk tidak melakukan perbaikan, kecuali sang pemahat memang benar-benar ahli dalam membuat replika," ucap Popat.


Inspirasi

Bukan hanya soal keindahan, Kuil Matahari Modhera juga memberikan inspirasi bagi India untuk berupaya mencapai kemajuan dari sinar Matahari, terutama dalam meningkatkan kapasitas energi di Desa Modhera dengan teknologi panel surya.

India tidak pernah kekurangan sinar Matahari dan manfaat yang diberikan Matahari yang tak terhitung.

Dalam upaya mengurangi ketergantungan bangsa itu pada sumber energi konvensional yang mencemari dan merugikan lingkungan, warga Desa Modhera dihadapkan dengan kemungkinan: Bisakah Kuil Matahari Modhera yang ikonik diterangi oleh tenaga surya?

Saat itu warga India merasa tidak ada cara yang lebih baik untuk menunjukkan pengabdian kepada Dewa Matahari, selain dengan menerangi kawasan indah Kuil Matahari Modhera dan desa-desa yang mengelilinginya dengan memanfaatkan tenaga surya.

Mungkin tidak ada energi yang lebih bersih dan tidak terbatas, selain tenaga surya yang dapat digunakan India untuk memenuhi kebutuhan energinya yang sangat besar dan pada saat yang sama melindungi rakyat dan lingkungannya.

Proyek panel tenaga surya terintegrasi pertama di India pun akhirnya dikonseptualisasikan oleh pemerintah pusat India, bersama dengan pemerintah negara bagian Gujarat dan diimplementasikan melalui perusahaan Gujarat Power Corporation Limited.

Sejak saat itu, kebutuhan listrik domestik, pertanian dan komersial di Desa Modhera dapat dipenuhi melalui energi Matahari.

Pada akhirnya, Kuil Modhera yang didedikasikan untuk Dewa Matahari pun berhasil diterangi lampu listrik bertenaga surya.

Pembangkit listrik tenaga surya bersama dengan sistem penyimpanan energi baterai (BESS) memberikan penerangan sepanjang waktu ke Kuil Matahari Modhera.

Hal ini menyoroti keindahan dari konversi energi sinar Matahari menjadi energi listrik untuk menerangi kuil tersebut.

Saat Matahari mencerahkan hari, tenaga surya juga menerangi Desa Modhera dan Kuil Matahari.
​​

Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2023