Yogyakarta (ANTARA News) - Awan panas Gunung Merapi pada Rabu dinihari antara pukul 00.00-06.00 WIB teramati hanya satu kali, dengan jarak luncur maksimum 1,5 kilometer, sedangkan hasil rekaman seismograf mencatat dua kali. "Arah luncuran masih ke hulu Kali Gendol," kata Kepala Seksi Gunung Merapi Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) Yogyakarta, Subandriyo. Aktivitas Merapi dalam beberapa hari terakhir didominasi oleh guguran lava pijar, misalnya pada dinihari tadi Pos Pengamatan Kaliurang mencatat terjadi 42 kali dengan jarak luncur satu kilometer menuju Kali Gendol serta empat kali ke Kali Krasak yang menjangkau 2,5 kilometer. Ia mengatakan data kegempaan lain sepanjang dinihari yang terekam oleh seismograf adalah gempa multifase sebanyak satu kali, gempa guguran 54 kali dan gempa tektonik satu kali, sedangkan gempa vulkanik tidak terjadi. "Asap solfatara teramati dari Pos Ngepos sekitar pukul 05.50 WIB dengan ketinggian hanya 300 meter," kata dia. Secara umum aktivitas vulkanik Gunung Merapi masih tinggi, data kegempaan masih didominasi oleh guguran lava pijar. "Karena itu, status Merapi sampai saat ini masih dinyatakan awasa untuk sektor Gendol sampai dengan delapan kilometer dari puncak," ujar Subandriyo. BPPTK Yogyakarta tetap merekomendasikan di sepanjang alur Kali Gendol, Boyong, Krasak, Bedog dalam radius delapan kilometer dari puncak Gunung Merapi atau dalam jarak 300 meter dari tebing alur sungai tersebut tetap dikosongkan karena masih berpotensi terancam awan panas. (*)
Copyright © ANTARA 2006