Walaupun alasannya hanya sedikit (membakar sampah atau lahan), tapi jika dilakukan di banyak tempat, karbondioksida bisa menumpuk dan meningkat. Dan karbondioksida itu salah satu pemicu meningkatnya efek gas rumah kaca
Bandarlampung (ANTARA) - Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Provinsi Lampung mengimbau masyarakat di wilayah itu untuk tidak membakar sampah guna mencegah kebakaran lahan dan hutan di musim kemarau 2023 ini.
“Menghadapi fenomena El Nino yang menjadi penyebab musim kemarau ini, beberapa langkah antisipasi telah dilakukan. Beberapa waktu lalu juga dibentuk tim untuk mengantisipasi kebakaran lahan dan hutan,” kata Kepala DLH Provinsi Lampung, Emilia Kusumawati di Bandarlampung, Sabtu.
Ia pun mengimbau masyarakat di wilayahnya untuk menjaga lingkungan yang kondusif, salah satunya dengan tidak membakar sampah.
“Sudah ada imbauan dari pemerintah pusat dan berbagai instansi agar tidak ada lagi kegiatan pembakaran sampah atau pembakaran lahan, terutama di musim kemarau untuk mencegah terjadinya kebakaran," katanya.
Menurutnya, selain menimbulkan peristiwa kebakaran yang berisiko menimbulkan kerugian finansial, pembakaran sampah atau lahan juga dapat berdampak negatif terhadap lingkungan.
“Walaupun alasannya hanya sedikit (membakar sampah atau lahan), tapi jika dilakukan di banyak tempat, karbondioksida bisa menumpuk dan meningkat. Dan karbondioksida itu salah satu pemicu meningkatnya efek gas rumah kaca. Jadi untuk menghindari perubahan iklim, salah satunya kita harus mengurangi pembakaran sampah dan lahan,” katanya.
Ia menjelaskan pembakaran sampah juga dapat berdampak negatif bagi kesehatan, seperti menyebabkan infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) akibat polusi udara.
“Akan lebih baik memilah sampah dan mengelolanya dengan baik, agar tidak menimbulkan dampak negatif, selain membersihkan lahan, juga lebih baik tidak membakarnya, karena musim kemarau ini berisiko menyebabkan kebakaran,” katanya.
Berdasarkan prakiraan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), katanya, fenomena El Nino dan Indian Ocean Dipole (IOD) menguat membuat musim kemarau tahun ini semakin kering dan curah hujan masuk kategori rendah hingga sedang.
Puncak kekeringan diprediksi terjadi pada Agustus hingga awal September dengan kondisi yang jauh lebih kering dari tahun sebelumnya.Nino dan Indian Ocean Dipole (IOD) Positif menguat sehingga membuat musim kemarau tahun ini menjadi lebih kering dan curah hujan dalam kategori rendah hingga sedang, demikian Emilia Kusumawati .
Pewarta: Ruth Intan Sozometa Kanafi
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2023