Jika brandingnya naik akan dikenal tidak hanya di Pulau Jawa, tetapi secara nasional di Indonesia
Sukoharjo, Jawa Tengah (ANTARA) - Perum Bulog meluncurkan beras "Befood" Rojolele Srinuk asal Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, yang diharapkan diminati masyarakat nasional bahkan dunia.
"Jika brandingnya naik akan dikenal tidak hanya di Pulau Jawa, tetapi secara nasional di Indonesia," kata Direktur Bisnis Perum Bulog, Febby Novita dalam peluncuran awal Befood Rojolele Srinuk di Puma Sport Center Kartasura, Kabupaten Sukoharjo, Jateng, Sabtu.
Perum Bulog Surakarta melakukan kerja sama dengan penandatanganan MoU dengan PT Aneka Perseroda Kabupaten Klaten selaku penyedia bahan baku atau produsen dan perusahaan pemasaran yang disaksikan oleh Direktur Bisnis Perum Bulog Febby Novita didampingi Pimpinan Wilayah Perum Bulog Jateng Akhamd Kholisun.
Febby Novita menyampaikan upaya Perum Bulog dalam mewujudkan kedaulatan pangan di Indonesia terutama dalam komoditas beras kembali hadir melalui varietas dari Kabupaten Klaten,Provinsi Jawa Tengah, yaitu varian Rojolele Srinuk.
Varian rojolele merupakan varian beras unggulan yang memiliki tekstur pulen, wangi dan memiliki butiran besar.
Menurut dia, melalui Umbrella Produk Pangan yang dimiliki Perum Bulog, yakni Befood, BUMN itu berusaha memperkenalkan, menyebarluaskan dan memberikan banyak alternatif varian jenis beras yang dimiliki oleh Perum Bulog.
Baca juga: Jateng siapkan cadangan pangan hadapi El Nino
Baca juga: Bulog: Satu juta liter MinyaKita masuk Jateng menjelang Ramadhan
"Selain Befood Rojolele Srinuk, kami telah mempunyai brand Befood Slyp Super, Befood Setra Ramos, Befood Pandan Wangi, serta akan mendistribusikan Tepung Beras Befood dalam waktu dekat," katanya.
Febby Novita berharap Befood Rojolele Srinuk dapat menjadi branding unggulan dari Kabupaten Klaten yang mempunyai ciri khas tersendiri baik dari tekstur dan cita rasanya.
Beras Rojolele Srinuk asal Klaten ini, dibuat di bawah naungan branding nasional Perum Bulog, Befood. Target Befood bukan hanya di Pulau Jawa, tetapi di seluruh Indonesia ada. Bahkan, banyak permintaan beras dari negara-negara lain, tetapi kebutuhan dalam negeri diutamakan terlebih dahulu untuk cadangan pangan.
Beras yang diperbolehkan untuk diekspor dari Bulog biasanya yang khusus seperti Rojolele Srinuk. Rojolele Srinuk ditanam menggunakan pupuk yang berbeda dengan tanaman padi lainnya.
Luas tanam varitas Rojolele di Klaten sekitar 1.200 hektare dengan produktivitas 9,22 ton per hektare sehingga produksi sekitar 6.000 ton hingga 7.000 ton setara beras.
Perum Bulog Cabang Surakarta dalam kerja sama menggandeng PT Aneka Usaha Perseroda Kabupaten Klaten sebagai upaya dalam penyerapan dan penyediaan bahan baku beras varietas Rojolele Srinuk.
Menurut Direktur Utama PT Aneka Usaha Perseroda Kabupaten Klaten Sukardi dalam skema tersebut, pihaknya bekerja sama dengan Perum Bulog Cabang Surakarta untuk membantu memasarkan produk beras Rojolele Srinuk yang diserap dari petani di Kabupaten Klaten.
Baca juga: Bulog pastikan cadangan beras nasional cukup hadapi El Nino
Baca juga: Bulog catat realisasi penyerapan beras 780 ribu ton per 10 Agustus
Pewarta: Bambang Dwi Marwoto
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2023