Jakarta (ANTARA) - Tema Hari Ulang Tahun (HUT) Ke-78 Republik Indonesia (RI), "Terus Melaju untuk Indonesia Maju" menyiratkan ajakan kepada seluruh elemen bangsa untuk melaju bersama melanjutkan pembangunan, dengan menggelorakan semangat kolaborasi dan sinergi.
Melanjutkan pembangunan juga berhubungan erat dengan program pemerintah yang terus giat membangun infrastruktur transportasi publik, seperti LRT Jabodebek, MRT, kereta cepat, dan sejumlah moda transportasi lainnya.
Hal tersebut dilakukan demi meningkatkan konektivitas antarwilayah di Indonesia.
Oleh karena itu, secara khusus dalam memperingati HUT Ke-78 RI, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) juga mengusung tema "Transportasi Melaju, Menghubungkan Indonesia" untuk menggelorakan semangat kemerdekaan kepada para insan transportasi di seluruh Indonesia.
Melalui berbagai pembangunan infrastruktur transportasi, tidak hanya akan meningkatkan daya saing bangsa dan menyejajarkan Indonesia dengan bangsa-bangsa maju di dunia, tetapi juga akan meningkatkan keselamatan, keamanan, dan kenyamanan masyarakat dalam bertransportasi.
Selain itu, juga akan mewujudkan cita-cita kita semua untuk menghubungkan Indonesia.
Bagi Kemenhub, transportasi yang andal, efisien, dan berdaya saing memiliki dampak positif pada mobilitas masyarakat serta pertumbuhan ekonomi.
Salah satu transportasi publik yang akan beroperasi dalam waktu dekat adalah LRT Jabodebek.
LRT Jabodebek merupakan salah satu proyek strategis nasional pengembangan angkutan massal perkotaan. Infrastruktur ini dibangun untuk mengurangi tingkat kemacetan di Ibu Kota Jakarta dan jalur penyangga Jakarta, seperti Bogor, Depok, dan Bekasi.
LRT Jabodebek merupakan moda transportasi terintegrasi yang rangkaian keretanya diproduksi BUMN PT INKA (Persero), dan prasarananya dikerjakan PT Adhi Karya (Persero) Tbk. (ADHI). Tingkat komponen dalam negeri (TKDN) untuk pengerjaan LRT lebih dari 60 persen.
LRT Jabodebek menggunakan teknologi yang lebih tinggi dari MRT Jakarta ataupun LRT Sumsel, yaitu generasi ke-3 atau "Grade of Automation" (GoA) Level 3. Dengan teknologi itu, memungkinkan kereta dioperasikan tanpa masinis dan mengatur jarak antarkereta menjadi lebih dekat dengan tetap konstan menjaga jarak aman.
Untuk fase 1, LRT Jabodebek melayani tiga jalur, dengan jarak total 41,184 km, terdiri atas Cawang-Cibubur (14,524 km), Cawang-Dukuh Atas (9,253 km), dan Cawang-Bekasi Timur (17,407 km). Total terdapat 18 stasiun dari tiga jalur tersebut.
Sementara untuk fase 2, nantinya juga ada tiga jalur, dengan jarak total 39 km dan delapan stasiun, yakni Dukuh Atas-Senayan, Cibubur-Bogor, dan Palmerah-Grogol.
LRT Jabodebek juga terintegrasi dengan moda transportasi lainnya, yakni TransJakarta dan JakLingko, Trans Patriot, KRL Komuter, Kereta Bandara Soekarno-Hatta, dan Kereta Cepat Jakarta-Bandung.
Serangkaian pengujian telah dilakukan sejak 2022 dan semakin intensif pada Mei 2023.
Sementara, uji coba terbatas (trial operation) LRT Jabodebek akan dilakukan pada 12 Juli hingga Agustus 2023 dan ditargetkan sudah beroperasi secara komersial pada akhir Agustus 2023.
Harapan
Presiden Joko Widodo (Jokowi) pun telah empat kali menjajal LRT Jabodebek. Terakhir pada Kamis (10/8), Presiden juga mengajak para pemengaruh (influencer) dan pegiat seni menjajal LRT Jabodebek, dengan rute Stasiun Jati Mulya hingga Stasiun Dukuh Atas.
Saat itu, Jokowi mengungkapkan kesannya bahwa kereta LRT bagus dan dapat beroperasi secara komersial pada akhir Agustus 2023.
Presiden menegaskan bahwa pemerintah akan melakukan koreksi jika ditemukan kekurangan pada proyek LRT Jabodebek.
Semua pihak diingatkan tidak langsung mengharapkan LRT menjadi proyek yang sempurna karena akan ada perbaikan sistem dan perbaikan lainnya yang bersifat teknis. Diingatkan juga tidak perlu ada pihak yang sengaja mencari-cari kesalahan dalam LRT.
Pemerintah memastikan LRT Jabodebek akan mengutamakan aspek keamanan dan keselamatan bagi penumpang.
Disempurnakan
Kemenhub kini tengah menyempurnakan aspek kenyamanan LRT Jabodebek baik dari akselerasi maupun pengereman saat ini, sebelum beroperasi secara komersial.
Saat ini, sedang dilakukan pemutakhiran software persinyalan terbaru yang dapat meningkatkan kenyamanan di dalam LRT, juga penyempurnaan software sarana atau "traction control unit" (TCU) yang dapat meningkatkan keselarasan dengan prasarana. Target terdekat, proses uji coba operasional dapat segera dilaksanakan kembali untuk mendapatkan masukan kembali dari masyarakat.
Apek keselamatan juga menjadi perhatian sebelum LRT Jabodebek beroperasi secara komersial. Pengujian telah dilakukan setiap harinya oleh tim Kemenhub melalui Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) bersama dengan PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI dan semua pihak terkait.
Tarif
Pemerintah melalui Kemenhub telah merumuskan pemberian subsidi tarif LRT Jabodebek. Perumusan itu telah memperhatikan kemampuan atau daya beli masyarakat serta untuk mendorong minat masyarakat beralih ke angkutan massal.
Formulasi perhitungan tarif LRT Jabodebek telah tercantum dalam Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 25 Tahun 2023 tentang Penyelenggaraan Kereta Api Ringan (LRT) Terintegrasi Jabodebek (ditetapkan pada 8 Juni 2023).
Selanjutnya, besaran tarif bersubsidi LRT Jabodebek juga telah ditetapkan melalui Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 67 tahun 2023 tentang Tarif Angkutan Angkutan Orang dengan Kereta Api Ringan (LRT) Terintegrasi Jabodebek untuk Melaksanakan Kewajiban Pelayanan Publik (ditetapkan pada 14 Juli 2023).
Direktur Jenderal Perkeretaapian Risal Wasal menjelaskan sejumlah kajian dilakukan dalam penghitungan tarif tersebut, yaitu ability to pay (ATP) atau kemampuan untuk membayar, willingness to pay (WTP) kemauan untuk membayar, berapa tarif moda transportasi lainnya sebagai pembanding, dan berapa biaya operasional yang dikeluarkan oleh operator.
Dari hasil kajian tersebut, ditetapkan melalui Keputusan Menhub Nomor 67 tahun 2023 bahwa besaran tarif LRT Jabodebek, yaitu Rp5.000 untuk 1 km pertama dan Rp700 untuk km selanjutnya.
Contohnya, perbandingan tarif usulan dari operator (belum disubsidi), dengan tarif bersubsidi di beberapa rute, yakni untuk rute Stasiun Dukuh Atas-Jatimulya sepanjang sekitar 28 km, tarif usulan operator sebesar Rp37.268, sementara tarif bersubsidinya sebesar Rp23.900 (PSO sebesar 36 persen).
Kemudian, untuk rute Stasiun Dukuh Atas-Harjamukti sepanjang sekitar 25 km, tarif usulan dari operator sebesar Rp33.275, sementara tarif bersubsidinya sebesar Rp21.800 (PSO sebesar 34 persen).
Kemenhub juga tengah mengusulkan beberapa skema pemberian tarif promo dalam rangka memperingati HUT Ke-78 RI. Jika usulan disetujui, akan diterapkan pada saat LRT Jabodebek pertama kali dioperasikan atau "commercial operation date" (COD) yang ditargetkan akan dilakukan pada akhir Agustus 2023.
Terdapat dua skema usulan penerapan tarif promo, yakni memberikan diskon tarif sebesar 78 persen dan memberikan diskon tarif terjauh sebesar Rp20.000 saja.
Tarif promo masih dalam tahap perumusan konsep, baik besaran dan waktu pelaksanaannya serta perumusan regulasi yang menjadi dasar hukum pemberlakuan promo tersebut.
Dengan semakin banyak masyarakat menggunakan angkutan massal diyaknini akan dapat menekan tingkat kemacetan dan polusi udara, khususnya di wilayah perkotaan teraglomerasi, seperti Jabodetabek.
Dengan beroperasinya LRT Jabodebek juga sekaligus menjadi kado untuk HUT Ke-78 RI. Mari kita manfaatkan maksimal fasilitas yang telah disediakan oleh pemerintah sebagai wujud hadirnya negara untuk memenuhi hajat warga negara, khususnya di bidang transportasi.
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2023