London (ANTARA News) - Polisi berjaga-jaga Sabtu ini di London demi menghadapi kumpulan massa penentang Margaret Thatcher yang akan merayakan kematian mantan perdana menteri Inggris itu di Lapangan Trafalgar.


Walikota London Boris Johnson menyatakan pihak berwenang telah bersiap menghadapi kemungkinan kekerasan setelah kerusuhan meledak di sejumlah jalan belum lama di pekan ini.


Kekerasan inilah yang mendasari pengamanan ketak pada pemakaman si Wanita Besi di ibukota London Rabu pekan nanti yang akan dihadiri Ratu Elizabeth II, Perdana Menteri David Cameron dan 2.000 undangan, termasuk para pemimpin politik dan dunia.


Mantan calon presiden AS dari kubu Republik Newt Gingrich, Tim Berners-Lee sang penemu world wide web, Perdana Menteri Kanada Stephen Harper dan mantan perdana menteri Australia John Howard adalah diantara tamu yang bakal menghadiri pemakaman Thatcher.


Tak ada demonstrasi formal yang terorganisasi Sabtu ini, namun hampir 1.500 orang telah berjanji di Facebook untuk menghadiri pesta "Thatcher's Dead" di Lapangan Trafalgar pukul 6 sore waktu setempat (jam 12 dini hari WIB nanti).


Para wakil buruh tambang yang melawan Thatcher pada 1985, berencana menjelajah ibukota bersama mahasiswa dan kelompok-kelompok kiri, lapor koran the Guardian seperti dikutip AFP.


Juru bicara Scotland Yard mengatakan para petugas telah menyaksikan sejumlah orang yang menyatakan akan ambil bagian dalam demonstrasi Sabtu ini.


Walikota London mewanti-wanti polisi untuk tidak menggunakan kekerasan dalam menghadapi demonstrasi ini.


"Kita hidup di alam demokrasi di mana orang berhak untuk unjuk rasa, mereka berhak bersenang-senang dan melakukan apa yang diinginkannya," kata Johnson kepada radio LBC mengenai aksi di Lapangan Trafalgar itu, demikian AFP.


Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2013