Direktur Teknik Tugure, Fadlil Iswahyudi menyampaikan, pihaknya menggelontorkan dana sponsorship untuk membantu mewujudkan event monumental ini.
“Kami melihat ini sebagai sebuah inisiatif yang luar biasa, yang tentunya harus didukung,” ujarnya di Jakarta, Kamis.
Lebih lanjut, pihaknya merasa bangga dapat turut mendukung acara ini dan berharap penyelenggaraan acara ini akan berkelanjutan di tahun depan.
“Semoga acara ini dapat menginspirasi seluruh masyarakat Indonesia, khususnya generasi muda, untuk terus melestarikan budaya Indonesia,” tandasnya.
Sementara itu, di lokasi acara, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir serta jajaran Direksi Angkasa Pura 2 dan Bandara Soekarno Hatta turut serta hadir menjadi bagian dari penampilan flashmob ini.
Kegiatan Tim Muhibah Angklung ini dibuka dengan cara yang unik, dimulai dengan trigger dari dua Musisi yang memainkan bass drum dan simbal, kemudian para pemain angklung yang menyamar menjadi wisatawan, pramugari, pemain skateboard, satpam, polisi, tentara, bahkan hansip, tiba-tiba berkumpul di satu tempat sambil membawa angklung. Seorang tentara menghampiri petugas kebersihan dan memberikan tongkat konduktor. Ia pun memimpin orkestra angklung menyanyikan lagu Rayuan Pulau Kelapa.
Setelah lagu selesai, pemeran tokoh proklamator Soekarno melakukan pembacaan naskah proklamasi, dilanjutkan dengan hormat bendera merah putih oleh seluruh peserta, dengan diiringi lagu Indonesia Raya yang dimainkan dengan instrumen angklung. Menteri BUMN, Erick Thohir, ikut serta menyanyikan lagu Indonesia Raya sambil memberikan hormat kepada bendera merah putih dengan penuh khidmat.
Setelah itu, Tim Muhibah Angklung melakukan performance dengan menampilkan tiga lagu di antaranya adalah Jali-Jali, Yamko Rambe Yamko dan Li Biamo Ne Lieti Calici dari Opera La Traviatta yang merupakan lagu kemenangan tim saat memenangkan Grand Prix di Bulgaria. Selain flashmob dan pertunjukan angklung, pada acara tersebut digelar parade budaya dimana Menteri BUMN Erick Thohir dan jajaran direksi Angkasa Pura 2 yang mengenakan pakaian adat dari berbagai daerah mengitari bandara dengan diiringi oleh irama musik angklung.
"Saya ingin menjadikan airport Indonesia sebagai etalase budaya kita. Ini buktinya, kita bisa bermain angklung di airport dan ada juga parade kebudayaan. Jaga budaya kita, jaga bangsa kita. Bangsa maju adalah bangsa yang menjaga budayanya!” ujar Erick.
Ketua Tim Muhibah Angklung Maulana M Syuhada memaparkan, tim Muhibah Angklung sudah melakukan misi budaya, mempromosikan angklung ke mancanegara ke 3 benua (Australia, Eropa dan Amerika), dan ke lebih dari 15 negara, dan meraih berbagai penghargaan di festival-festival internasional diantaranya di Bulgaria, Ceko dan Polandia.
“Pada tahun 2024 mendatang Tim Muhibah Angklung juga memiliki rencana untuk melakukan misi budaya ke Afrika dan Timur Tengah,” ujar Maulana.
Pewarta: PR Wire
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2023