Accra (ANTARA News) - Para pendukung Ghana yang kecewa menyalahkan wasit sebagai penyebab kekalahan 0-3 Ghana dari Brazil di babak 16 besar, Selasa, sehingga berakhir pula harapan terakhir Afrika di Piala Dunia 2006. Sambil melambaikan bendera, memakai topi dan pakaian dengan warna merah, kuning dan hijau, para pendukung Ghana berkumpul untuk menyaksikan pertandingan melalui layar lebar di lapangan terbuka, di depan toko elektronik, jalan-jalan, serta bar. Namun harapan mereka untuk menyaksikan negara Afrika Barat melangkah lebih jauh akhirnya sirna oleh gol yang disarangkan Ronaldo, Adriano dan Ze Roberto. "Kami merasa wasit benar-benar tidak adil terhadap Ghana, setelah pertandingan ini, kami akan berdemonstrasi menentang wasit," kata Abdul Aziz, seorang arsitek berusia 27 tahun. "Saya sangat sedih, tapi tidak tahu harus berbuat apa. Saya tidak tahu harus pergi kemana," katanya seperti dilaporkan Reuters. "Tim telah tampil bagus, tapi kami berharap lebih banyak. Kami bermain lebih baik dibanding Brazil. Kami dirampok," katanya menambahkan. Jalan-jalan mulai dari Nairobi sampai gubuk-gubuk di Johannesburg, masyarakat di benua paling miskin di dunia itu menyatakan kesedihan mereka dengan tersingkirnya harapan terakhir mereka di Piala Dunia 2006. Empat tahun lalu, harapan tersebut mereka sandarkan kepada Senegal yang membuat sejarah dengan mencapai perempat-final. "Saya sebenarnya jarang nonton bola, tapi hari ini saya memutuskan untuk menonton karena saudara-saudara kami bertanding. Dengan hasil seperti ini, lebih baik saya tidak berurusan dengan sepakbola selamanya," kata George Chege, seorang dealer motor di Nairobi. Di pusat kota Accra, sejumlah pendukung tim nasional Ghana berkumpul sambil menari dan menyanyi. Sebagian mengibarkan bendera dan kaum laki-laki terlihat mengecat kepala sampai ujung kaki dengan warna nasional dengan tulisan "Brazil Pulang Kampung." Di ajang Piala Dunia 2006, hanya Ghana yang berjuluk Bintang Hitam itu mampu melangkah sampai babak 16 besar. Sebagian pendukung tetap menyatakan rasa bangga dengan perlawanan yang telah diberikan Ghana saat menghadapi Brazil, tim yang bertabur pemain terkenal. "Kami telah bermain dengan baik. Kami mampu mengimbangi Brazil," kata Tagoe Erasmus, seorang paramedis berusia 36 tahun. Sementara di Afrika Selatan, para pendukung tim Ghana mengatakan bahwa para pemain Ghana telah memberikan perlawanan ketat, tapi mereka mungkin perasaan kagum atas tim Brazil membuat mereka sering gagal dalam mencetak gol. "Ini adalah pengalaman pertama kami di Piala Dunia. Kami belum punya rasa percaya diri, mungkin pada turnamen berikutnya," kata Randy Acquah, seorang pedagang bendera. Afrika Selatan akan menjadi tuan rumah Piala Dunia 2010.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2006