Kalau inflasi tidak terkendali maka Bank Indonesia mau tidak mau harus menaikkan BI `rate`. Keputusan BI untuk mempertahankan BI rate tetap 5,75 persen hanya mungkin untuk saat ini,"

Jakarta (ANTARA News) - Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Enny Sri Hartati memperkirakan tekanan inflasi masih akan tinggi pada bulan April dan seterusnya bila pemerintah tidak mengantisipasi dan pengelolaan perekonomian dengan baik.

"Kalau inflasi tidak terkendali maka Bank Indonesia mau tidak mau harus menaikkan BI `rate`. Keputusan BI untuk mempertahankan BI rate tetap 5,75 persen hanya mungkin untuk saat ini," kata Enny Sri Hartati dihubungi di Jakarta, Jumat.

Enny mengatakan pernyataan BI bahwa inflasi tiga bulan terakhir disebabkan kurangnya pasokan tiga komoditas, yaitu bawang merah, bawang putih dan cabai, memang tepat.

Menurut dia, pasokan pangan memang paling berpengaruh terhadap inflasi dan mudah menjalar ke komoditas lain.

Apalagi, menurut pantauan Enny, beberapa harga buah dan sayur, terutama produk impor, di pasaran juga sudah mulai mengalami kenaikan.

Kenaikan itu bukan tidak mungkin akan mempengaruhi buah dan sayur lokal serta bahan pangan lainnya.

"Beras saat ini memang belum mengalami kenaikan harga. Namun kalau komoditas lain sudah mulai naik, kemungkinan harga beras juga akan terpengaruh," katanya.

Mengenai target inflasi yang ditetapkan BI sebesar 3,5 persen hingga 5,5 persen, Enny memperkirakan akan sulit tercapai karena sepanjang tahun ini masih ada beberapa momen yang akan mempengaruhi inflasi.

"Meskipun hanya musiman, tetapi bulan Ramadhan, Idul Fitri, Natal dan tahun baru juga akan mempengaruhi inflasi karena permintaan sandang dan pangan pasti meningkat," katanya.

Sebelumnya, BI mempertahankan tingkat BI rate sebesar 5,75 persen yang dinilai masih konsisten dengan sasaran inflasi 2013-2014 di kisaran 3,5-5,5 persen.

"Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada 11 April 2013 memutuskan untuk mempertahankan BI Rate pada level 5,75 persen," kata Gubernur BI Darmin Nasution saat konferensi pers di Jakarta, Kamis (11/4).

Darmin mengatakan, kendati gejolak harga bahan pangan mendorong tingginya inflasi IHK pada Maret 2013 yang mencapai 0,63 persen (mtm) atau 5,9 persen (yoy) di atas rata-rata historisnya, inflasi inti masih stabil sebesar 4,21 persen (yoy).

"Kenaikan inflasi dalam tiga bulan terakhir bukan merupakan fenomena moneter, melainkan karena kurangnya suplai tiga komoditas, yaitu bawang merah, bawang putih, dan cabai, terkait dengan kebijakan impor yang diterapkan oleh Pemerintah. Kami percaya hingga akhir tahun ini inflasi masih dalam target," ujarnya.

Menurut Darmin, inflasi inti saat ini kurang lebih masih sama dengan tahun sebelumnya dan masih sejalan dengan ekspektasi inflasi masyarakat yang masih terjaga dan kapasitas produksi yang masih memadai.


Pewarta: Dewanto Samodro
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013