Jakarta (ANTARA News) - Pengamat politik dari Lembaga Ilmu Pengetahun Indonesia (LIPI) Ikrar Nusa Bhakti menilai mulai terjadi "amerikanisasi Pemilu" pada Pemilu Presiden di Indonesia.

"Hal ini akan diterapkan oleh partai Demokrat yang berencana menyelenggarakan konvensi calon presiden," kata Ikrar pada diskusi "Mencari Pemimpin Bangsa" di Gedung MPR/DPR/DPD RI, Jakarta, Jumat, yang juga menghadirkan Wakil Ketua MPR RI Melani Leimena Suharly.

Menurut dia, sitem pemilu Amerika Serikat menerapkan konvensi calon presiden. "Pola ini memiliki sisi positif dan negatif untuk diterapkan diterapkan di Indonesia," katanya.

Ikrar menilai, Partai Demokrat mesti berhati-hati menerapkan konvensi calon presiden yang akan diselenggarakannya.

"Persoalannya, posisi Partai Demokrat saat ini mirip dengan apa posisi Partai Golkar saat menerapkan konvensi menjelang pemilu presiden 2014 di mana baru bangkit dari terpuruk," katanya.

Namun Ikrar mengatakan konvensi calon presiden adalah tantangan bagi Partai Demokrat, apakah sungguh-sungguh mencari figur terbaik sesuai aspirasi masyarakat atau menjadi alat politik dalam menaikan kembali elektabilitas.

"Saya khawatir, konvensi calon presiden Partai Demokrat lebih kepada pemulihan citra partai," katanya.

Sementara Melani Leimena Suharly menyatakan, konvensi calon presiden oleh Partai Demokrat adalah untuk memulihkan citra partai sekaligus menaikkan elektabilitas partai yang tengah merosot tajam, sedangkan anggota DPD RI Ahmad Subadri memuji langkah partai politik membuka konvensi.

"Konvensi ini merupakan langkah bagus untuk memberi peluang bagi tokoh masyarakat tampil di partai politik," katanya.

Pewarta: Riza Harahap
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2013