Padang (ANTARA) - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) bersama Dompet Dhuafa sebuah lembaga filantropi dan kemanusiaan yang bergerak untuk pemberdayaan umat serta kemanusiaan bekerja sama dalam riset pengembangan kopi luak.
"Kerja sama dengan BRIN ini, kita berupaya agar ada kopi rasa luwak meskipun pada dasarnya bukan kopi luwak," kata Direktur Program Dompet Dhuafa Bambang Suherman di Padang, Jumat.
Bambang menjelaskan kerja sama riset antara kedua instansi tersebut nantinya menggunakan metode pemuliaan deoxyribonucleic acid (DNA) kopi. Dengan kata lain, BRIN akan menciptakan atau mengolah kopi robusta dan arabika menjadi kopi yang memiliki cita rasa luwak.
Kerja sama dengan BRIN tersebut merupakan upaya Dompet Dhuafa untuk memajukan dan menyejahterakan masyarakat khususnya petani kopi di Tanah Air. Termasuk pula pengolahan kopi menggunakan teknologi terbaru.
Baca juga: Dompet Dhuafa hadirkan program Tebar Hewan Kurban sambut Idul Adha
Ide pemuliaan DNA itu awalnya muncul dari permintaan konsumen untuk kopi luwak. Sementara, khusus perkebunan kopi di Sirukam, Solok yang dibina Dompet Dhuafa hanya jenis robusta dan arabika.
"Jadi, gagasann muncul bagaimana kita menciptakan atau pemuliaan produk kopi. Seiring dengan itu permintaan konsumen kopi luak sangat tinggi," ucap dia.
Saat ini, para peneliti BRIN masih melakukan pemuliaan DNA kopi jenis robusta dan arabika sehingga belum ada produksi atau penjualan ke masyarakat. Namun, apabila riset itu berhasil maka Dompet Dhuafa bersama petani kopi binaannya segera menyuplai kebutuhan konsumen.
Selain riset pemuliaan DNA kopi, BRIN bersama Dompet Dhuafa juga sedang mengupayakan penggunaan mesin pengolahan kopi (roasting) hasil buatan anak bangsa. Sebab, hampir sebagian besar mesin pengolahan kopi di Tanah Air masih impor.
Padahal, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) yang saat ini dilebur ke BRIN bisa menciptakan mesin roasting kopi. Bahkan, harga barang buatan dalam negeri jauh lebih murah dibandingkan barang impor.
"Nah, peneliti-peneliti seperti ini sangat dibutuhkan masyarakat terutama petani kopi karena harganya lebih terjangkau," ucap dia.
Terkait produksi kopi Sirukam, Solok yang dibina Dompet Dhuafa melalui mekanisme koperasi, Bambang mengatakan keuntungan yang diperoleh petani jauh lebih besar atau di atas 60 persen.
"Target paling dekat ialah membangun aliansi bersama dengan seluruh kafe kopi di seluruh Indonesia, dan mempopulerkan produk kopi pemberdayaan berbasis masyarakat," tambah dia.
Baca juga: PHKT berdayakan warga melalui pengembangan desa wisata dan kopi luwak
Pewarta: Muhammad Zulfikar
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2023